Jakarta, MINA – Auriga Nusantara melaporkan, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pengurangan tutupan hutan atau deforestasi di 10 provinsi yang kaya hutan, mayoritas di Indonesia bagian Timur.
“Saat ini, tren deforestasi sedang mengarah ke Indonesia bagian timur. Hal ini akan mengancam luasan tutupan hutan yang seharusnya diperuntukkan untuk kawasan konservasi pada provinsi-provinsi tersebut,” kata Timer Manurung, Ketua Auriga Nusantara dalam diskusi media yang digelar Indonesia Communications dan Auriga secara virtual, Kamis (16/12).
Timer menjelaskan, laporan yang dirilis Auriga Nusantara, mengungkap tren deforestasi pada 2015-2019 justru terjadi di provinsi yang kaya hutan (forest-rich provinces) yakni Papua, Papua Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Aceh, Maluku, dan Maluku Utara.
Provinsi tersebut memiliki 88 juta ha tutupan hutan alam nasional atau mewakili 80% dari seluruh tutupan hijau di Indonesia.
Baca Juga: UAR Beri Pelatihan Mitigasi Bencana di SDN Ragunan 05 Pagi Jaksel
Laju deforestasi secara nasional yang turun pada periode 2019-2020, tidak serta-merta membuktikan tata kelola hutan di Indonesia berjalan maksimal.
Timer menambahkan tren tersebut juga terlihat pada aplikasi Mapbiomas Indonesia yang dikembangkan Auriga Nusantara. Dibangun bersama jejaring masyarakat sipil di dalam negeri dan bekerja sama dengan Mapbiomas Brazil dan Woods & Wayside International, peta ini bisa melihat transisi luas tutupan hutan dan
penggunaan lahan dengan lebih akurat.
Data yang ditangkap Mapbiomas Indonesia pada 2015-2019 menunjukkan terjadinya transisi lahan yang cukup signifikan. Diantaranya, peralihan hutan menjadi menjadi mangrove sebanyak 532 ha, tanaman hutan 185,831 ha, tumbuhan non hutan sebanyak 1,7 juta ha, kelapa sawit sebanyak 416.277 ha, dan pertanian lain sebesar 2,7 juta ha.
Total deforestasi dalam rentang waktu tersebut mencapai sekitar 5,2 juta ha yang hanya menyisakan 96 juta ha formasi hutan.
Baca Juga: Gunung Dempo di Sumsel Erupsi, Status Level II Waspada
“Mapbiomas Indonesia akan dimutakhirkan seiring tahun berjalan, artinya akan ditampilkan deforestasi pada tahun-tahun mendatang. Demikian juga klasifikasi lahan yang ditampilkan akan ditambah, termasuk tutupan lahan di daerah aliran sungai sehingga terlihat korelasi antara deforestasi dengan banjir yang terjadi,” tambahnya.
Acara ini juga dihadiri sebagai pemateri yakni Guru Besar Kebijakan Kehutanan IPB Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodihardjo dan Peneliti Senior UGM Dr. Rimawan Pradiptyo, serta dimoderatori Nonie Arnie, anggota The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ).(L/R1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BNPB: Banjir Bandang Melanda Tapanuli Sumut, Dua Orang Meninggal