Sydney, MINA – Australia menangguhkan program kerja sama militer dengan Myanmar di tengah kekhawatiran tentang “meningkatnya kekerasan yunta militer dan meningkatnya korban tewas,” kata Menlu Marise Payne.
“Kami terus mendesak pasukan keamanan Myanmar untuk menahan diri dari kekerasan terhadap warga sipil,” kata Payne. Al Jazeera melaporkan, Senin (8/3).
“Australia mengakhiri program pelatihan yang seharusnya tidak pernah dimulai sejak awal,” kata Anna Roberts, Direktur Eksekutif Kampanye Myanmar yang berbasis di London, dalam sebuah pernyataan.
Organisasi itu mengatakan, 12 negara lainnya masih memberikan pelatihan militer Myanmar termasuk Cina, India, Pakistan dan Ukraina.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Para pegiat menyerukan embargo senjata terhadap negara itu.
Menlu Australia mengatakan, juga akan segera mengerahkan kebutuhan kemanusiaan ke sebagian besar Muslim Rohingya dan etnis minoritas lainnya.
Serikat buruh utama Myanmar telah menyerukan pemogokan umum, menyusul protes besar-besaran. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, mengatakan 1.790 orang telah ditahan sejak kudeta pada 7 Maret. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant