Canberra, MINA – Pemerintah Australia tengah melakukan peninjauan ulang terhadap 66 izin ekspor militer ke Israel yang telah disetujui sebelum konflik terbaru di Gaza.
The Guardian melaporkan pada Sabtu (19/10) menurut sejumlah sumber, Kementerian Pertahanan Australia sedang menilai setiap izin berdasarkan kasus per kasus, dengan mempertimbangkan kewajiban internasional negara tersebut, termasuk terkait hak asasi manusia.
“Seiring dengan perkembangan situasi di Timur Tengah, Australia terus memeriksa izin ekspor yang telah ada sebelumnya ke Israel untuk memastikan bahwa izin tersebut sesuai dengan pendekatan kami yang matang,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Australia.
Australia telah berulang kali menyampaikan bahwa mereka tidak memasok senjata atau amunisi ke Israel sejak perang di Jalur Gaza pecah pada Oktober 2023. Kementerian Pertahanan Australia juga mengatakan bahwa Canberra bukanlah eksportir pertahanan utama ke Israel.
Baca Juga: Menhan Korea Selatan Mundur Usai Krisis Darurat Militer
Saat ini, sekitar 66 izin dari total 247 yang diterbitkan sejak 2019 masih berlaku, termasuk barang-barang seperti perangkat elektronik, perangkat lunak, dan peralatan dengan fungsi ganda yang dapat digunakan untuk kepentingan sipil dan militer.
Peninjauan tersebut dilakukan setelah adanya permohonan dari Pusat Keadilan Internasional Australia (ACIJ) kepada menteri pertahanan, Richard Marles, pada bulan April yang meminta pencabutan semua izin ekspor ke Israel dan ke negara lain yang mungkin nantinya menyediakan persenjataan bagi Israel.[An]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sidang Kasus Korupsi Netanyahu akan Berlangsung Pekan Depan