Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AUSTRIA PERBOLEHKAN SIMBOL RABI’A

kurnia - Senin, 13 Oktober 2014 - 22:31 WIB

Senin, 13 Oktober 2014 - 22:31 WIB

705 Views ㅤ

Egypt
Austria Tolak Larangan Rabaa Tanda Solidaritas Anti-Kudeta Mesir (Foto : MEMO)
<a href=

Austria Tolak Larangan Rabaa Tanda Solidaritas Anti-Kudeta Mesir (Foto : MEMO)" width="322" height="205" /> Austria perbolehkan simbol Rabaa (Foto : MEMO)

Wina, 20 Dzulhijjah 1435/13 Oktober 2014 (MINA) – Kementerian Dalam Negeri Austria mengatakan, pihaknya tidak akan melarang tanda Rabia Mesir yang telah diadopsi sebagai simbol perlawanan terhadap kudeta militer.

Surat kabar Assabeel Jordan, mengutip juru bicara Kementerian Dalam Negeri Austria, Karl Heinz Grondbok mengatakan, “Austria tidak melarang tanda tersebut dan tidak menganggapnya sebagai kejahatan”

Karl Heinz Grondbok mengumumkan hal ini setelah sekelompok anti- Ikhwanul muslimin meluncurkan kampanye di Facebook meminta pemerintah melarang simbol tersebut karena mirip dengan simbol ISIS.

Austria tidak setuju jika keputusan pemerintah Mesirmengklasifikasikan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Ssementara itu, sejumlah surat kabar Austria menerbitkan gambar tanda Rabia di bawah logo ISIS dan menyatakan pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah menuju melarang simbol tanda tersebut.

Namun, Assabeel mengatakan, langkah-langkah pemerintah Austria itu tidak melarang tanda Rabaa, karena tidak mengklasifikasikan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

Kepala Dewan Kerjasama Masyarakat Mesir di Austria, Ibrahim Al-Sayyid mengatakan, “Rabaa bukanlah tanda politik atau partisan yang termasuk dalam kelompok tertentu, itu adalah simbol untuk keteguhan, pengorbanan dan perlawanan terhadap kudeta militer. ” (T/P002/R03)

 

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

 

 

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda