Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AWAK PESAWAT PEMBOM ATOM HIROSHIMA MENINGGAL

Rudi Hendrik - Rabu, 30 Juli 2014 - 19:03 WIB

Rabu, 30 Juli 2014 - 19:03 WIB

1379 Views

MINA-VAN KIRK
Theodore "Dutch" Van Kirk ingin melihat bom atom dimusnahkan di dunia (Gambar: AP)
MINA-VAN KIRK

Theodore “Dutch” Van Kirk ingin melihat bom atom dimusnahkan di dunia (Gambar: AP)

Georgia, 3 Syawal 1435/30 Juli 2014 (MINA) – Anggota kru terakhir pesawat bomber B-29 berkode ‘Enola Gay’, milik Angkatan Udara Amerika Serikat yang menjatuhkan bom atom pertama di Jepang tahun 1945 – sehingga mempercepat berakhirnya Perang Dunia II – meninggal pada usia 93 tahun.

Theodore “Dutch” Van Kirk meninggal karena sebab alamiah, Senin (28/7), di sebuah panti jompo di Georgia, negara bagian Amerika Serikat, anak almarhum, Tom Van Kirk mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.

Van Kirk menavigasikan penerbangan yang menjatuhkan bom atom dengan sebutan “Little Boy” di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Bom langsung menewaskan sekitar 78.000 orang. Pada akhir 1945, jumlah korban tewas telah mencapai sekitar 140.000 dari perkiraan jumlah penduduk 350.000 orang.

Tiga hari kemudian, AS menjatuhkan bom atom berjuluk “Fat Man” di Nagasaki dan kemudian Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945, membawa Perang Dunia II berakhir.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Van Kirk kelahiran Pennsylvania terbang dalam misi di Eropa selama perang dan mengunjungi Nagasaki pasca ledakan atom di sana. Ia belajar teknik kimia setelah perang dan menjadi seorang eksekutif di perusahaan kimia DuPont.

Kepada Geogia Public Broadcasting, saat hayatnya ia pernah mengatakan, misi Hiroshima relatif mudah, tanpa tembakan anti-pesawat udara musuh dari daratan. Kekhawatiran besar adalah apakah pesawat akan meledak setelah bom meledak.

Dia mengatakan bahwa 43 detik setelah bom dijatuhkan, dia melihat kilatan dari ledakan. Sebuah gelombang kejut kemudian datang dan mengguncang pesawat.

Sejak itu, menjadi bahan perdebatan tentang “apakah Amerika Serikat harus menggunakan bom atom?”. Van Kirk mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa ia pikir itu diperlukan karena mempersingkat perang dan menghilangkan kebutuhan untuk invasi darat Sekutu yang bisa menelan lebih banyak nyawa di kedua pihak.

Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza

“Saya benar-benar percaya penggunaan bom atom menyelamatkan nyawa dalam jangka panjang. Ada banyak jiwa yang diselamatkan. Sebagian besar nyawa yang diselamatkan adalah orang Jepang, ” kata Van Kirk

“Seluruh pengalaman Perang Dunia II menunjukkan bahwa perang tidak menyelesaikan apa-apa. Dan senjata atom tidak memuaskan apa-apa,” katanya. “Saya pribadi berpikir tidak boleh ada bom atom di dunia, saya ingin melihat semua dimusnahkan.”

Van Kirk tinggal dengan militer selama satu tahun setelah perang berakhir. Kemudian ia pergi ke akademi, memperoleh gelar di bidang teknik kimia dan menandatangani kontrak dengan DuPont, di mana ia bekerja sampai pensiun pada 1985.

Seperti kebanyakan veteran Perang Dunia II, kata anaknya, Van Kirk tidak banyak bicara tentang pengabdiannya sampai lama hingga kemudian dia berbicara tentang hidupnya kepada komunitas di tempat kuliahnya.

Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan

“Saya bahkan tidak mengetahui bahwa ia berada di misi itu sampai saya berusia 10 tahun dan membaca beberapa kliping berita lama di loteng nenek saya,” kata Tom Van Kirk.

“Saya tahu ia diakui sebagai pahlawan perang, tapi kami hanya tahu dia sebagai seorang ayah yang hebat, ‘” kata Tom Van Kirk. (T/P09/EO2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel

Rekomendasi untuk Anda

Asia
MINA-VAN KIRK
Amerika