Cileungsi, MINA – Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) pada Selasa (1/6) menggelar webinar dalam rangka mengenang 11 tahun tragedi Mavi Marmara yang membawa misi Gaza Freedom Flotilla.
Webinar itu menghadirkan dua orang relawan yang menjadi saksi hidup peristiwa penyerangan kapal Mavi Marmara oleh tentara Israel, yaitu Presidium AWG Ir. Nur Ikhwan Abadi dan Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dr. Arif Rahman.
Dalam kesempatan itu keduanya mengenang kembali perjalanan mereka melakukan misi kemanusiaan ke Jalur Gaza dan menceritakan bagaimana kondisi kapal saat tentara Israel melakukan penyerangan.
“Mavi Marmara adalah cerminan bahwa masyarakat dunia ini mencintai keadilan, mencintai kemanusiaan. Ketika mereka melihat manusia di belahan bumi lain tertindas maka aktivis-aktivis ini bangkit untuk menyuarakan kebenaran. Misi ini adalah misi universal di mana isu yang diangkat adalah isu kemanusiaan,” ungkap Nur Ikhwan saat menceritakan perkenalannya dengan para aktivis dari berbagai latar belakang budaya dan negara berbeda yang ikut dalam misi Gaza Freedom Flotilla.
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia
“Dan yang lebih menarik buat saya adalah ada orang-orang aktivis sosial dan Ateis, artinya masalah Palestina buat mereka bukan masalah Tuhannya siapa. Hingga itulah mengapa di dalam kapal kami tidak lagi membicarakan Palestina dalam konteks sejarah hubungan antara Muslim dan Yahudi,” ujar dr. Arif menambahkan.
Mereka juga menceritakan kronologi penyerangan tentara Israel kepada para aktivis di dalam Kapal Mavi Marmara, yang mengakibatkan gugurnya sejumlah aktivis.
Namun Dr. Arief mengungkapkan, tragedi Mavi Marmara sendiri menjadi bagian dari peluang terbukanya jalan untuk pembangunan Rumas Sakit Indonesia di Gaza.
Pada 31 Mei 2010, Kapal Mavi Marmara yang membawa 10 ribu ton bantuan berupa makanan, obat-obatan, material konstruksi, kursi roda, dan lainnya ke wilayah yang puluhan tahun menderita akibat blokade yaitu Gaza, Palestina, dicegat dan diserang oleh tentara Zionis Israel.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Tepatnya di Laut Tengah, serbuan dari laut dan udara oleh tentara Zionis mengoyak kedamaian perjalanan para aktivis kemanusiaan yang sedang berjuang membawa misi Gaza Freedom Flotilla.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa terdapat 9 korban tewas dan 60 korban luka dari pihak aktivis, serta 10 korban luka dari pihak AL Israel. (L/R7/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina