Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Aqsa Working Group (AWG) menggelar Webinar dengan tema “Bela Tahanan Palestina di Penjara Israel, Mengobarkan Jiwa dan Raga untuk Masjid Al-Aqsa” pada Rabu (12/1) malam.
Hadir sebagai pembicara dalam Webinar, tokoh terkemuka Palestina Syaikh Raid Salah (ia telah berkali-kali ditahan Zionis Israel), mantan tahanan muslimah Palestina yang melahirkan di penjara Israel, Ustazah Samir Subaih, Direktur Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia Dr. Abdul Muta’alli, dan Pembina AWG Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur.
Dalam sambutannya, Imaam Yakhsyallah menyampaikan bahwa umat muslim harus terus berada bersama-sama dengan para pejuang pembebas Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina.
“Para tahanan ini harus dibebaskan, bantu diringankan dari hukuman yang menjerat mereka di penjara-penjara Israel,” kata Imaam.
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat
Syaikh Raid Salah juga menceritakan bagaimana ia ditangkap oleh Zionis Israel dan ditempatkan di penjara yang terisolasi dari manapun
“Saya ditangkap oleh Zionis Israel karena saya menyampaikan apa yang ada dalam Al Quran dan Hadits nabi. Mereka melihat saya, kemudian menghakimi, dan memenjarakan saya di penjara Israel,” ujar Raid.
Zionis Israel, kata Raid, mengisolasi dirinya di dalam penjara Israel. “Di dalam penjara pun saya di tempatkan berbeda di dalam penjara itu,” katanya.
Ia mengatakan, alasan kuat mengapa dirinya ditahan oleh Zionis, karena ia bersikukuh dan tidak mau turun level mengikuti kemauan Zionis untuk tidak membela Al Aqsa, agar ia mundur dari prinsip yang ia pegang teguh, keharusan membela Masjid Al Aqsa.
Baca Juga: Agresi Israel di Gaza Akibatkan Jutaan Ton Puing Terkontaminasi Zat Berbahaya
“Saya mengatakan kepada Zionis, Masjid Al Aqsa adalah urusan Qur’an, itu adalah sebuah prinsip dalam Al Qur’an, jadi ketika mereka menawarkan kepada saya untuk bisa meninggalkan prinsip keislaman saya terhadap pembelaan Masjid Al Aqsa, meskipun saya dihadapkan dengan penjara, saya tidak akan pernah takut, saya akan tetap memilih membela Masjid Al Aqsa,” ujarnya.
Sementara Direktur Pusat Kajian Timur Tengah UI Dr. Abdul Muta’alli menjelaskan akar permasalahan konflik Israel dan Palestina. Ia mengatakan, tidak salah bahwa penjara Israel sangat jauh dari manusiawi, karena tujuan mereka untuk meneror dan melakukan genosida, dan ini adalah bagian dari konstruksi Israel.
“Webinar ini di antara manfaatnya adalah memberikan literasi kepada dunia internasional, bahwa ini teror bukan lagi orang, bukan lagi lembaga, tapi state (negara), dan ini yang harus kita ingat dan garis bawahi,” katanya.
Ustazah Samir Subaih, perempuan yang pernah melahirkan di penjara Israel, juga mengatakan dalam webinar itu , penderitaan tahanan di penjara pendudukan sangat dahsyat dan itu masih berlangsung sampai sekarang.
Baca Juga: Pemerintah Palestina Kecam Veto AS, Serukan PBB Akhiri Genosida di Gaza
“Mereka hidup di penjara dengan penuh penderitaan yang amat sangat, di mana kesehatan mereka tidak dirawat semestinya. Saat ini kondisi tahanan sangat menderita siang malam, karena ruangan Israel tidak layak huni,” ujar Samir.
Ia mengatakan, Zionis Israel tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, sebanyak 32 tahanan wanita saat ini ditempatkan di penjara Damon, penjara yang paling mencekam dan menyeramkan.
“Para tahanan perempuan ini ada yang ibu-ibu, paruh baya, sedang sakit atau terluka yang ditahan di dalam penjara ini,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa gerakan untuk menekan zionis itu akan terus dilakukan para tahanan Palestina. Ia berharap agar masyarakat dunia juga terus mendukung, dan membawa kepedulian yang solid dan besar sehingga mereka bisa bertahan. (L/R6/P1)
Baca Juga: Israel Kepung RS Kamal Adwan di Gaza Utara, Larang Aktivitas Operasional
Mi’raj News Agency (MINA)