Azerbaijan, setelah berhasil merebut kembali wilayahnya yang sebelumnya diduduki, kini menghadapi krisis kemanusiaan serius. Kontaminasi ranjau darat yang meluas mengancam nyawa, keselamatan, dan mata pencaharian baik personel militer maupun warga sipil pasca konflik.
“ Krisis kontaminasi ranjau di Azerbaijan adalah hasil dari pendudukan militer oleh Armenia dari tahun 1991 hingga 2020. Selama pendudukan ini, unit militer Armenia dilaporkan telah menaburkan sekitar 1,5 juta ranjau dan bahan peledak di wilayah-wilayah tersebut, menjadikan Azerbaijan sebagai salah satu negara paling terkontaminasi ranjau di dunia,” demikian Pernyataan Kedutaan Azerbaijan di Jakarta kepada MINA, Senin (5/2).
Selama hampir tiga dekade pendudukan tersebut, Armenia dengan sengaja meletakkan ranjau di wilayah-wilayah ini, yang mengakibatkan banyak korban, terutama di kalangan warga sipil. Dengan tragis, hampir setiap minggu terjadi ledakan ranjau yang mematikan, dengan 343 individu menjadi korban sejak November 2020, dan lebih dari 3.300 orang menjadi korban ranjau selama 30 tahun terakhir.
Kontaminasi ranjau yang meluas ini tidak hanya menghambat rencana rehabilitasi dan rekonstruksi yang digulirkan oleh pemerintah Azerbaijan, tetapi juga menghalangi hak tak terpisahkan dari ratusan ribu orang pengungsi internal untuk kembali ke rumah mereka dengan aman dan bermartabat. Keluarga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka selama hampir tiga puluh tahun masih belum dapat kembali dengan aman hingga ranjau-ranjau ini dibersihkan.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Meskipun Armenia telah merilis beberapa catatan ranjau di wilayah yang terkontaminasi di bawah tekanan internasional, manfaat praktis dari informasi ini tetap terbatas. Statistik ledakan ranjau memastikan bahwa kebanyakan insiden ranjau terjadi di area di mana tidak ada catatan ranjau yang disediakan.
Sebagai salah satu negara dengan kontaminasi ranjau terbesar, Azerbaijan sedang berupaya keras untuk mengatasi ancaman kemanusiaan yang ditimbulkan oleh ranjau darat terhadap populasi sipilnya. Jumlah korban ranjau di Azerbaijan berkontribusi secara signifikan terhadap jumlah korban ranjau secara global, yang secara negatif memengaruhi kehidupan populasi dan menimbulkan ancaman kemanusiaan.
Mengingat urgensi kemanusiaan ini, sangat penting bagi komunitas internasional untuk mendorong Armenia untuk menghilangkan ancaman ini dan bekerjasama dengan sungguh-sungguh dengan memberikan informasi praktis serta memberikan bantuan material dan teknis untuk operasi pembersihan ranjau. (L/RA1/P2)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan