New Delhi, MINA – Badai paling dahsyat dalam 20 tahun diperkirakan akan melanda Bangladesh dan India hari Rabu (20/5) ini, menimbulkan kekhawatiran akan kerusakan besar pada rumah dan tanaman serta gangguan jalan, rel keea api dan jaringan listrik.
Langkah pihak berwenang untuk menyelamatkan nyawa akan rumit di masa upaya untuk mengekang pandemi virus corona dan penegakan jarak sosial.
Ribuan pekerja migran sedang berusaha pulang dari kota-kota besar setelah penutupan secara nasional menghancurkan mata pencaharian mereka, sementara lebih dari satu juta warga Rohingya berada di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh.
Mendekati Teluk Benggala, topan Amphan diperkirakan akan menghantam pantai India timur dan Bangladesh selatan dengan angin berhembus hingga 185 kilometer per jam (115 mil per jam), setara dengan badai kategori 5, demikian Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: 354 Sekolah di Bangkok Libur Imbas Polusi Udara
Departemen cuaca India memperkirakan, ombak dari gelombang badai setinggi 10 hingga 16 kaki (3-4 meter) dapat membanjiri tempat tinggal di sepanjang pantai, mencabut menara komunikasi dan menggenangi jalan raya dan rel kereta api.
Dinas cuaca India mengatakan melalui sebuah buletin pada Selasa (19/5), akan ada kerusakan luas pada tanaman dan perkebunan di negara bagian Benggala Barat dan Odisha, sementara kapal-kapal besar bisa rusak dihantam badai.
“Kami hanya memiliki sekitar enam jam tersisa untuk mengevakuasi orang-orang dari rumah mereka dan kami juga harus menjaga aturan jarak sosial,” kata pejabat manajemen bencana SG Rai kepada kantor berita Reuters.
“Topan itu bisa menghanyutkan ribuan gubuk dan tanaman panenan,” tambahnya. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Pertama di Asia Tenggara, UU Kesetaraan Pernikahan Sesama Jenis Berlaku di Thailand
Mi’raj News Agency (MINA)