Moskow, MINA – Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) melaporkan pada Selasa (30/5) bahwa AS berencana menargetkan tempat-tempat ramai dan lembaga pemerintah di Suriah melalui serangan teroris.
“Sebagai alat biasa untuk implementasi rencana subversif mereka [di Suriah], dinas intelijen AS kembali berniat menggunakan ekstrimis Islam,” kata SVR dalam pernyataannya.
“Tempat ramai, toko, dan lembaga pemerintah termasuk di antara target prioritas,” tambah SVR, Al Mayadeen melaprokan.
Kontrol langsung dari operasi semacam itu dilakukan dari pangkalan militer AS Al-Tanf di mana “puluhan militan Islamic State sedang dilatih,” menurut SVR.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Laporan itu juga menegaskan bahwa layanan khusus AS mengoordinasikan serangan mereka di provinsi selatan Al-Suwayda dan Daraa. Konon, jalan raya penting yang strategis antara kota Palmyra dan Deir Ezzor juga menjadi sasaran militer AS.
Sejak ISIS dikalahkan di Suriah dan Irak, banyak pengamat berpendapat bahwa alasan mengapa AS tetap ditempatkan di wilayah Suriah tidak jelas. AS sering menjarah minyak dari ladang gas Suriah dan mengangkutnya ke pangkalan pendudukan lain di Irak melalui penyeberangan ilegal.
AS telah lama menggunakan dugaan “ancaman ISIS” sebagai dalih untuk melanjutkan pendudukan ilegal di wilayah timur laut Suriah.
Pada awal Maret, DPR AS memberikan suara menentang undang-undang yang menginstruksikan Biden untuk mengakhiri pendudukan AS di wilayah Al-Tanf Suriah dan memindahkan sekitar 900 tentara.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Saat ini, tentara AS dan pasukan asing lainnya, yang berpartisipasi dalam apa yang disebut “Koalisi Internasional”, menempati tidak kurang dari 28 lokasi militer yang diumumkan di Suriah, tersebar di tiga kegubernuran: Al-Hasakah (17 lokasi), Deir Ezzor (sembilan lokasi ), dan Homs (dua situs). (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza