BAHASA CAMPURAN PERANCIS-ARAB ANCAM KEASLIAN BAHASA DAN BUDAYA ARAB

Alphabet bahasa Perancis-Arab yang populer di kalangan pemuda Arab. (Foto: Arab News)
Alphabet Perancis- yang populer di kalangan pemuda Arab. (Foto: Arab News)

Riyadh, 13 Rabi’ul Awwal 1436/4 Januari 2015 (MINA) – Kelompok pecinta budaya Arab memandang bahasa cam[puran Perancis-Arab yang kini populer dalam komunikasi untuk percakapan dan chatting di situs media sosial, sebagai ancaman bagi bahasa, budaya dan identitas Arab.

Sementara bahasa umum yang digunakan di Mesir dan beberapa negara Arab lainnya, menghadapi perlawanan dari pecinta identitas dan budaya Arab dengan mengampanyekan program “Write Arabic” dan “Enough Franco”, Arab News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Ahad.

Sebuah campuran yang membingungkan antara Arab dan Inggris ditulis dalam aksara Latin, Perancis-Arab atau Perancis, kini mendapatkan popularitas besar di kalangan pemuda Arab, sebab simbol-simbol yang dipakai mengadopsi .

Misalnya simbol angka 3 menggunakan huruf Arab “Ain”, 5 dengan huruf “kha”, 7 dengan huruf “Ha”, dan 8 dengan huruf “Ghain”.

Membahas alasan popularitasnya bahasa Perancis-Arab di kalangan pemuda Arab, ahli komputer Ziyad Ata mengatakan, pemuda yang bergantung pada aksara Latin untuk belajar teknik komputer, menjadi lebih akrab, ditambah di rumah menggunakan keyboard bahasa Inggris yang merupakan salah satu alasan utama bahasa Perancis menjadi populer di media sosial.

Alasan lainnya, di sekolah dan universitas swasta ternama, bahasa Inggris dan Eropa digunakan sebagai bahasa pertama, serta aplikasi komputer dan topik lainnya juga diajarkan dalam bahasa-bahasa tersebut.
Alasan terakhir, ketersediaan keypad non-Arab memaksa siswa untuk menggunakan aksara Latin.

Seorang penulis di Al-Riyadh Daily, Mariam Al-Jaber memperingatkan risiko bagi bahasa Arab yang terancam bahaya erosi skala besar jika bahasa Perancis terus digunakan secara luas. Dia mengatakan, dalam jangka panjang, bahasa Arab mungkin akan bernasib seperti bahasa Ibrani dan Persia.

Menurutnya, anak laki-laki dan perempuan di bawah 18 tahun yang berada di tahun-tahun formatifnya, akan sulit untuk melepaskan kebiasaan menggunakan bahasa asing yang bukan bahasa ibu mereka.

”Hampir tidak ada pembenaran untuk meninggalkan bahasa Arab. Namun jika mereka menemukan bahasa sastra yang sulit, mereka memiliki pilihan untuk mengadopsi yang jauh lebih mudah daripada bahasa Perancis, ” kata Mariam.

Konsultan Pengobatan Keluarga dan Masyarakat sekaligus Wakil Presiden di Universitas King Khaled, Dr Khaled Jalban mengatakan, dia prihatin atas meningkatnya tren menulis bahasa Perancis-Arab atau menggunakan bahasa gaul dengan aksara Latin sebagai sarana komunikasi cepat pada Facebook, SMS dan telepon seluler yang menjadi populer di kalangan anak muda.

Jalban mengungkapkan sejumlah negara Muslim telah mengganti tulisan Arab dengan Latin dan bahkan mereka yang suka menggunakan bahasa Arab terpaksa menggunakan aksara Latin, karena mereka tidak mendapatkan keyboard dengan bahasa Arab atau karena mereka berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak suka atau tidak akrab dengan tulisan Arab.

“Solusinya untuk menemukan cara menghentikan pengaruh budaya Barat pada pemuda yang lemah dalam menegaskan identitas budaya mereka, jadi tulisan Arab harus dimasukkan pada semua sistem komputer dan menjadi bagian dari kurikulum,” kata Jalban.

Sementara itu, Anggota Fakultas Bahasa Arab di Universitas King Khalid, Ahmed Al-Tihani mengatakan, penggunaan bahasa Latin bukan bahasa Arab adalah ancaman bagi identitas budaya Arab. Bahasa Arab adalah inkubator nilai-nilai yang mengembangkan identitas umat Islam dan merupakan salah satu bahasa tertua di bumi. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0