Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj News Agency (MINA)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسۡتَحۡىِۦۤ أَن يَضۡرِبَ مَثَلاً۬ مَّا بَعُوضَةً۬ فَمَا فَوۡقَهَاۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ڪَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَـٰذَا مَثَلاً۬ۘ يُضِلُّ بِهِۦ ڪَثِيرً۬ا وَيَهۡدِى بِهِۦ كَثِيرً۬اۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦۤ إِلَّا ٱلۡفَـٰسِقِينَ
Artinya, “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Rabb mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, ‘Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?’ Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 26)
Bencana demam berdarah dengue (DBD) kini melanda Indonesia seiring tibanya musim hujan. Data Kementerian Kesehatan per 3 Februari 2019 menunjukkan, kasus DBD mencapai 16.692 jiwa. Angka ini dilaporkan dari 34 provinsi. Sementara untuk kasus kematian mencapai 169 orang.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Sebanyak 90 persen kasus diderita anak usia 15 tahun ke bawah. Lebih spesifik lagi di usia 5-9 tahun.
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.
Jenis-jenis nyamuk penular penyakit
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Selain nyamuk jenis aedes aegypti dan aedes albopictus, ada pula jenis nyamuk yang lain pembawa penyakit berbeda.
Nyamuk aedes juga menyebabkan penyakit demam kuning, chikungunya dan virus zika.
Nyamuk jenis anopheles betina menjadi pembawa penyakit malaria. Penyakit ini memiliki angka kematian yang cukup tinggi terutama pada kelompok bayi, anak balita, dan ibu hamil.
Penyakit kaki gajah atau filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria seperti wuchereria bancrofti, brugia malayi, dan brugia timori, yang ditularkan oleh semua jenis nyamuk seperti culex, anopheles, mansonia, dan aedes.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Jenis nyamuk culex juga bisa menyebabkan penyakit radang otak.
Infeksi radang otak pada manusia mayoritas tidak bergejala atau berupa gejala ringan seperti flu. Namun, persentase kecil penderita akan mengalami radang otak dengan gejala berupa sakit kepala hebat yang tiba-tiba, demam tinggi, disorientasi, koma, tremor, dan kejang.
Nyamuk akhiri kesombongan Raja Namrud
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
Raja Namrud adalah seorang raja Babilonia yang berkuasa dan mengaku dirinya tuhan di masa Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam. Dia sangat membenci Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam hingga ia berencana membunuhnya.
Raja Namrud mempersiapkan 700.000 tentaranya. Dia pun menantang dengan kesembongannya. “Wahai Ibrahim, bukankah tuhanmu memiliki bala tentara? Kerahkan bala tentara itu untuk melawan tentaraku,” kata Raja Namrud.
Kemudian, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah. Ia meminta Allah mendatangkan bala tentara dari makhluk-Nya yang paling lemah, yaitu nyamuk.
Namrud tidak tahu bahwa tentara di langit dan di bumi adalah milik Allah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
Dalam surat Al-Fath Ayat 4 dinyatakan bahwa bala tentara di langit dan di bumi adalah adalah kepunyaan Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِيمَـٰنً۬ا مَّعَ إِيمَـٰنِہِمۡۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمً۬ا
Artinya, “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Fath [48] ayat 4)
Bala tentara itu dijadikan Allah sebagai penolong untuk orang-orang mukmin. Tentara itu bisa berupa malaikat, hewan, angin topan dan sebagainya.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
Tiba-tiba terdengar suara dengungan. Raja Namrud dan tentaranya terkejut. Raja Namrud bertanya, “Suara apakah itu?”
Nabi Ibrahim menjawab, “Itulah bala tentaraku.”
Ternyata nyamuk-nyamuk bergerak ke arah tentara Namrud. Pada awalnya, Raja Namrud menertawakannya karena bala tentara Nabi Ibrahim hanyalah nyamuk. Namun, setelah melihat nyamuk dalam jumlah besar, ia menjadi ketakutan.
Nyamuk-nyamuk itu menyerang tentara Namrud. Tentara Namrud berusaha menghalau dan membunuh nyamuk-nyamuk itu. Namun, semua itu sia-sia saja karena jumlah nyamuk itu sangat banyak. Dengan izin Allah, nyamuk-nyamuk itu menghisap darah bala tentara Namrud. Seluruh darah yang ada di tubuh di hisap hingga tubuhnya hanya tampak tulang. Semua tentara Namrud mati.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan
Sementara itu, Raja Namrud bersembunyi dalam istananya selama tiga hari. Dengan bersembunyi, ia merasa sudah aman dari nyamuk-nyamuk itu. Namun, Raja Nyamuk berhasil menemukannya.
Raja Namrud berusaha menghabisi Raja Nyamuk. Akan tetapi ia tidak berhasil. Raja nyamuk masuk ke hidung Namrud. Saat masuk ke dalam kepalanya, Raja Nyamuk menggerogoti otak Namrud. Selama berhari-hari, nyamuk itu berada dalam tubuh Raja Namrud.
Namrud kesakitan tiada terkira. Ia pun meminta istri dan pelayannya untuk memukul kepalanya dengan sekuat tenaga. Awalnya istri dan pelayannya menolak untuk memukul Raja Namrud. Namun, karena diancam akan dibunuh, mereka pun bersedia melakukannya. Dengan sekuat tenaga mereka memukul kepala Raja Namrud. Pemukulan itu telah menyebabkan Raja Namrud mati.
Kisah Raja Namrud dan cerita berbagai bencana yang disebabkan oleh kaum nyamuk, bertujuan mengingatkan manusia untuk tidak berlaku sombong dan durhaka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. (A/RI-1/P1)
Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina
Mi’raj News Agency (MINA)