Manama, MINA – Bahrain akan membuka Konsulat Jendral di Sahara Barat, yang merupakan wilayah Maroko, dalam rangka usaha Maroko, negara Afrika Utara itu meningkatkan hubungan diplomatik dengan negara-negara sahabat untuk memperkuat posisinya di wilayah yang disengketakan dengan pemberontak Front Polisario itu.
Melalui sambungan telepon, Raja Bahrain Hamad mengatakan kepada Raja Maroko Mohamed VI tentang keputusan untuk membuka misi di kota pesisir Laayoune, yang dulu ibukota di masa penjajahan .
“Kerajaan Bahrain akan membuka konsulat jenderal di kota Laayoune di Maroko, keputusan yang akan dikoordinasikan antara kementerian luar negeri kedua negara,” kata Raja Hamad, demikian Al Arabiya melaporkan, Jumat (27/11).
Kantor Berita resmi Bahrain mengkonfirmasi keputusan tersebut, melaporkan bahwa Raja Hamad telah menyatakan dukungan dan solidaritas dengan Maroko dalam mempertahankan kedaulatan dan hak-haknya.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Sahara Barat, padang pasir yang luas di pantai Atlantik Afrika, adalah bekas koloni Spanyol yang disengketakan.
Maroko menguasai 80 persen wilayah, termasuk deposit fosfat dan perairan penangkapan ikannya.
Front Polisario yang didukung Aljazair, berperang untuk kemerdekaan dari tahun 1975 hingga 1991, menuntut referendum tentang penentuan nasib sendiri.
Sejak akhir 2019, setidaknya 16 negara telah membuka kehadiran diplomatik di bekas ibu kota kolonial Laayoune dan pelabuhan perikanan Dakhla, lebih jauh ke selatan, sebagai bagian dari upaya diplomatik Maroko.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Pekan lalu, Jordan mengatakan, pihaknya berniat untuk segera membuka konsulat.
Hal itu terjadi setelah Uni Emirat Arab pada 4 November menjadi negara Arab pertama yang membuka misi diplomatik di bagian wilayah yang dikuasai Maroko.
Front Polisario menganggap pembukaan misi sebagai pelanggaran hukum internasional dan serangan terhadap status hukum Sahara Barat.
Negosiasi yang melibatkan Maroko, Polisario, Aljazair, dan Mauritania telah ditangguhkan selama beberapa bulan. (T/Hju/P1
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)