Dhaka, MINA – Pihak berwenang Bangladesh mengevakuasi ratusan ribu warganya pada Senin (24/10) menjelang terjadinya topan Sintrang di negara itu.
Para ilmuwan mengatakan, perubahan iklim kemungkinan membuat topan lebih intens dan sering terjadi, dan Bangladesh telah dinilai oleh PBB dan kelompok masyarakat sipil sebagai salah satu negara yang paling terpengaruh oleh peristiwa cuaca ekstrem sejak pergantian abad.
Para pejabat di distrik pesisir Patuakhali, Bhola, Barguna dan Jhalakathi mengatakan, hingga 400.000 orang akan dievakuasi dari desa-desa pesisir dan pulau-pulau yang rentan ke tempat penampungan. Al Arabiya melaporkan
“Kami memiliki rencana untuk mengevakuasi sekitar 250.000 orang. Ada 703 tempat perlindungan topan di distrik ini dan banyak gedung bertingkat. Kami akan menyelesaikan evakuasi malam ini,” katanya kepada media.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Masyarakat Bulan Sabit Merah telah memobilisasi puluhan ribu sukarelawan untuk menggunakan pengeras suara memperingatkan warga dan membantu penduduk desa mengungsi.
Topan Sitrang, dengan kecepatan angin 88 kilometer (55 mil) per jam, diperkirakan akan mendarat di dekat kota Khepupara, Bangladesh selatan pada Selasa pagi, kata kantor cuaca.
Yang paling mengkhawatirkan adalah gelombang badai yang diprediksi hingga tiga meter (delapan kaki) di atas permukaan air pasang normal, yang dapat menggenangi daerah-daerah yang dihuni jutaan orang. (T/Hju/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan