Cox’s Bazar, MINA – Puluhan pengungsi Rohingya dari Myanmar yang ditempatkan Bangladesh di sebuah pulau terpencil dan rawan banjir, telah diizinkan mengunjungi kerabat untuk pertama kalinya sejak relokasi mereka ke pulau itu dimulai dua tahun lalu.
Pihak berwenang mengizinkan 68 Rohingya meninggalkan pulau yang sebelumnya tandus (Bhashan Char) untuk mengunjungi anggota keluarga mereka di daratan, di Cox’s Bazar.
“Sebuah kapal Angkatan Laut membawa mereka ke Chittagong dan dari sana mereka dibawa ke kamp dengan dua bus,” kata juru bicara Angkatan Laut Bangladesh pada Rabu (1/12), demikian The Star melaporkan.
“Ini adalah pertama kalinya pengungsi Rohingya yang tinggal di pulau itu pergi ke kamp untuk mengunjungi kerabat mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Hampir 20.000 anggota minoritas Muslim tanpa kewarganegaraan di Myanmar melarikan diri ke Bangladesh pada 2017 setelah tindakan keras militer, kemudian Bangladesh mengirim mereka ke pulau Bhashan Char.
Bangladesh mendapat kritikan oleh kelompok – kelompok hak asasi manusia atas relokasi itu, yang bertujuan memindahkan sekitar 100.000 pengungsi untuk mengurangi kepadatan di kamp-kamp pengungsi yang sempit di dekat kota pesisir Cox’s Bazar.
Seorang pejabat senior kementerian manajemen bencana Bangladesh , yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, pemerintah telah memutuskan mengizinkan setidaknya dua perjalanan per bulan dari pulau itu ke kamp-kamp.
Kelompok pertama yang meninggalkan Bhashan Char tiba di kamp Selasa (30/11) malam untuk reuni dengan kerabat setelah berbulan-bulan berpisah.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Ketika saya menemukan bahwa saya ada dalam daftar orang yang diizinkan untuk mengunjungi Cox’s Bazar, saya menangis,” kata Mohammad Hossain.
“Kakak laki-laki saya tinggal di sini… Saya pikir saya tidak akan pernah melihatnya lagi, datang ke sini saya merasa seperti kembali ke komunitas saya,” imbuhnya.
Sekitar 850.000 orang Rohingya berada di kamp-kamp di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar. Sebagian besar melarikan diri dari tindakan keras militer Myanmar pada 2017 yang menurut PBB bisa menjadi genosida.
Bangladesh dipuji karena menerima para pengungsi yang membanjiri perbatasan, tetapi hanya sedikit yang berhasil memiliki rumah permanen bagi mereka.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Bhashan Char berjarak 60 kilometer (37 mil) dari daratan Bangladesh dan terletak di jantung muara Meghna, daerah yang rentan terhadap topan kuat yang telah menewaskan sekitar satu juta orang dalam 50 tahun terakhir. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon