Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangladesh Larang Pertemuan Massa di Dhaka setelah 45 Orang Tewas

Rudi Hendrik Editor : Bahron Ansori - Jumat, 19 Juli 2024 - 18:44 WIB

Jumat, 19 Juli 2024 - 18:44 WIB

15 Views

Mahasiswa dan warga memprotes masalah kuota pekerjaan umum di Bangladesh, Jumat, 19 Juli 2024. (Foto: Anadolu)

Dhaka, MINA – Pihak berwenang di ibu kota Bangladesh, Dhaka, pada Jumat (19/7) melarang prosesi atau pertemuan besar massa apa pun, setelah jumlah korban tewas dalam protes mahasiswa yang penuh kekerasan terhadap sistem kuota pekerjaan meningkat menjadi 45 orang.

Sebagian besar kematian dilaporkan di Dhaka, kata sumber kepolisian kepada koresponden Anadolu di Ibu Kota.

Lebih dari 2.000 orang terluka dalam bentrokan di seluruh negeri, kata sumber kesehatan.

Sumber tersebut menambahkan bahwa 38 orang tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan pada Kamis.

Baca Juga: Rusia dan Iran Tandatangani Kerja Sama Strategis

Di tengah situasi yang bergejolak di negara tersebut, pemerintah meminta militer Bangladesh untuk melindungi kediaman Perdana Menteri Sheikh Hasina.

Laporan mengenai bentrokan hebat diterima dari beberapa wilayah di Dhaka, yang merupakan pusat protes terhadap pembatasan pekerjaan umum.

Menurut saksi mata, setidaknya tiga orang terluka pada Jumat ketika polisi melepaskan tembakan ke arah prosesi yang dilakukan oleh partai sayap kiri di ibu kota.

Demonstrasi juga terjadi di kota pelabuhan Chittagong, serta di Narayan Ganj.

Baca Juga: Kebakaran Los Angeles Timbulkan Asap dan Debu Beracun

Selain polisi, pasukan paramiliter juga dikerahkan untuk mengendalikan situasi.

Protes terhadap sistem kuota 56% dalam pekerjaan publik di negara Asia Selatan ini meningkat pekan ini, seiring dengan penutupan lembaga pendidikan di seluruh Bangladesh oleh pemerintah.

Namun, para mahasiswa menolak untuk meninggalkan kampus dan universitas.

Sekitar 30% dari 56% kuota pekerjaan publik diperuntukkan bagi putra dan cucu mereka yang berpartisipasi dalam perang pembebasan Bangladesh pada tahun 1971.

Baca Juga: Tim Teknis Mulai Datang ke Kairo Bahas Pelaksanaan Gencatan Senjata

Terdapat pemadaman informasi yang hampir total tanpa konektivitas broadband dan internet seluler di negara ini.

Media sosial juga telah dibatasi.

Sebagian besar media lokal belum memperbarui situs web mereka setelah pemerintah menutup internet.

Para pengunjuk rasa pada Kamis juga membakar gedung TV milik pemerintah di Dhaka.

Baca Juga: Jaksa ICC: Israel Tidak Serius Menyelidiki Kejahatan Perang Gaza

Sekretaris jenderal partai Liga Awami yang berkuasa telah menawarkan perundingan kepada para mahasiswa yang melakukan protes, tetapi ditolak.

Tawarannya termasuk pengurangan kuota pekerjaan publik hingga 20%.

Pemerintah telah memutuskan untuk mengajukan banding pada Ahad mendatang ke Mahkamah Agung untuk mengurangi kuota menjadi 20%.

Partai yang berkuasa membatalkan “prosesi perdamaian” pada Jumat, sementara oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh menyerukan protes Jumat sore.

Baca Juga: Imran Khan Dijatuhi Hukuman 14 Tahun Penjara

Perdagangan dan bisnis sebagian ditutup di Dhaka karena demonstrasi yang disertai kekerasan.

Pemerintah telah mengumumkan pembentukan komisi yudisial untuk menyelidiki pembunuhan tersebut. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Perintah Israel Tutupi Wajah Tentaranya di Medsos, Pengakuan Terselubung atas Kejahatan Perang

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Asia
Dunia Islam
Internasional