Dhaka, MINA – Delegasi Bangladesh dan Myanmar bertemu hari Selasa (20/2) membahas nasib sekitar 6.000 pengungsi Rohingya yang terdampar di Tanah Tanpa Manusia, daerah Tambru di antara perbatasan kedua negara.
Sebanyak 6.000 orang tersebut menolak memasuki Bangladesh dan juga tidak mau kembali ke Myanmar yang militernya melakukan kekejaman terhadap etnis Muslim Rohingya, demikian Arab News melaporkan.
Kini Bangladesh melarang mereka masuk, sementara PBB dan kelompok-kelompok bantuan telah meminta pemerintah Dhaka untuk mengizinkan mereka masuk.
Kepala Komisi Pengungsi Bangladesh Mohammad Abul Kalam mengatakan, sebuah tim yang dipimpin oleh seorang administrator pemerintah daerah akan bertemu dengan pejabat Myanmar.
Baca Juga: AS Blokir TikTok, Dihapus dari App Store
Kalam mengatakan, pihak Myanmar menginginkan bantuan Bangladesh untuk meyakinkan warga Rohingya yang terdampar untuk kembali ke desa mereka di Negara Bagian Rakhine.
Namun, pengungsi Rohingya di daerah itu menolak jika tidak ada jaminan keamanan dari Pemerintah Myanmar.
Wakil Menteri Dalam Negeri Myanmar Mayjen Aung Soe mengunjungi daerah perbatasan Tambru pada 8 Februari lalu.
Ia memperingatkan pengungsi Rohingya bahwa mereka akan menghadapi “konsekuensi” jika tidak menerima tawaran dari Myanmar untuk kembali.
Baca Juga: Trump Tiba di Washington Jelang Pelantikan
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan Aung Soe menemui pengungsi dari balik pagar kawat berduri. (T/RI-1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Konferensi Tawasol 4 Bahas Narasi Palestina dan Tantangan Media Global