Dhaka, MINA – Ketegangan meningkat antara Bangladesh dan Myanmar karena ada penumpukan pasukan perbatasan di salah satu pihak dan bertindak menakut-nakuti pengungsi Rohingya yang terjebak di zona nol.
Sekitar 6.000 pengungsi Rohingya terjebak di “Tanah Tanpa Manusia”, yaitu daerah antara pagar perbatasan kedua negara.
Pasukan Myanmar di perbatasan dekat distrik Bandarban Bangladesh dipandang oleh Dhaka sebagai “provokasi.”
Hal itu disampaikan pejabat Bangladesh ke Myanmar dalam sebuah pertemuan bendera yang diadakan di daerah perbatasan Ghumdhum di Bandarban.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Tentara Myanmar menolak mengerahkan tentara tambahan di perbatasan Bangladesh-Myanmar. Mereka mengklaim bahwa mereka memiliki beberapa masalah internal di dalam wilayah Myanmar, dan mengatakan mereka memiliki hak untuk melakukan ini (penumpukan pasukan),” kata Letnan Kolonel Monjurul Hasan Khan, komandan 34 Batalyon Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB).
Pejabat Menteri Luar Negeri Rear Adm (Purn) Khorshed Alam mengatakan kepada Arab News, tindakan tentara Myanmar bertujuan menakut-nakuti pengungsi Rohingya yang tinggal di garis nol.
“Ini bertentangan dengan kesepakatan yang ditandatangani sebelumnya oleh kedua negara,” katanya.
Sementara itu, pengungsi Rohingya menyatakan keinginan untuk pulang hanya jika keamanan mereka dipastikan oleh pemerintah Myanmar. (T/RI-1B05)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)