Dhaka, MINA – Pasukan keamanan Myanmar telah membunuh setidaknya 3.000 orang Rohingya dalam kekerasan terbaru terhadap minoritas Muslim di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, kata menteri luar negeri Bangladesh pada Ahad (10/9).
“Mereka telah membunuh lebih dari 3.000 orang Rohingya di sana dan menghancurkan rumah mereka,” kata Abul Hasan Mahmood Ali kepada wartawan seperti dilansir World Bulletin ang dikutip MINA, Senin (11/9).
Hal itu diungkapkan Ali setelah memberikan briefing kepada para utusan negara-negara Barat dan Arab dan perwakilan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Dhaka, ibu kota Bangladesh, mengenai upaya Bangladesh menangani pengungsi Rohingya.
Menteri luar negeri mengatakan masyarakat internasional menggambarkan kekerasan di Rakhine sebagai genosida. “Kami juga berpikir demikian,” ujarnya.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Ali mengungapkan 300.000 orang Rohingya telah tiba di Bangladesh dalam dua minggu terakhir sementara 4. lainnya dari mereka sebelumnya telah melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari penyiksaan oleh pasukan keamanan Myanmar.
Ia mengabarkan kepada para utusan bahwa Bangladesh telah menampung 400.000 Rohingya selama tiga dekade terakhir dan gelombang arus lonjakan tersebut menghasilkan angka 700.000 pengungsi.
Banjir pengungsi itu menghadirkan tantangan besar bagi Dhaka dalam hal menyediakan tempat berlindung serta bantuan kemanusiaan lainnya kepada mereka.
Menteri luar negeri menyatakan bahwa seluruh dunia saat ini bersama Bangladesh, mengatakan bahwa “Masyarakat internasional telah menunjukkan keinginan untuk bekerja sama dalam masalah politik dan kemanusiaan.”
Baca Juga: Ribuan Warga Inggris Demo Kecam Genosida Israel
“Beberapa negara telah mengumumkan dana tambahan. Dana ini akan disalurkan melalui PBB,” kata dia.
Rohingya yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan militer Myanmar sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
Oktober 2016 lalu, setelah serangan terhadap pos-pos perbatasan di Distrik Maungdaw di Rakhine, pasukan keamanan Myanmar melancarkan tindakan keras selama lima bulan yang menyebabkan sekitar 400 orang terbunuh.
PBB mendokumentasikan kasus pemerkosaan berkelompok massal, pembunuhan – termasuk bayi dan anak kecil – pemukulan brutal dan penghilangan nyawa yang dilakukan oleh petugas keamanan.
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
Dalam sebuah laporan, penyidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan terhadap orang Rohingya tersebut merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kekerasan terbaru meletus di Rakhine, Myanmar, hampir dua pekan yang lalu ketika pasukan keamanan melancarkan operasi terhadap komunitas Rohingya. (T/R11/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel