Shanghai, MINA – Banjir besar yang melanda wilayah barat daya China telah menyebabkan lebih dari 80.000 orang mengungsi. Banjir juga mengakibatkan enam korban jiwa, demikian laporan media pemerintah pada Rabu (25/6).
Musim panas ekstrem terus melanda Tiongkok, dengan gelombang panas menyelimuti sebagian wilayahnya, sementara hujan deras memicu banjir di tempat lain. Para ilmuwan menyebut fenomena itu diperburuk oleh perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca.
Menurut laporan Xinhua, sekitar 80.900 orang di Provinsi Guizhou telah dievakuasi hingga Selasa (24/6). Xiong Xin, anggota tim penyelamat di daerah Rongjiang, mengatakan bahwa banjir kali ini adalah “peristiwa sekali dalam 50 tahun.”
Rekaman CCTV juga menunjukkan banjir parah merendam desa-desa dan menghancurkan jembatan di wilayah pegunungan Guizhou.
Baca Juga: UNODC: 27.000 Warga Afghanistan Terlibat Penggunaan Narkoba
Salah seorang penduduk setempat yang diwawancarai Xinhua menyatakan bahwa air naik dengan sangat cepat, menyulitkan warga untuk menyelamatkan barang-barang mereka. Tim penyelamat terlihat menggunakan pesawat nirawak untuk mengirimkan bantuan kepada korban banjir.
Sementara itu, Badan Perencanaan Ekonomi Tiongkok mengalokasikan dana bantuan sebesar 100 juta yuan untuk penanganan bencana di Guizhou. Selain itu, banjir besar juga dilaporkan terjadi di Guangxi, dengan ribuan warga harus dievakuasi, serta di Hunan akibat hujan deras pekan lalu.
Banjir yang disebabkan oleh Topan Wutip beberapa hari sebelumnya juga telah memaksa hampir 70.000 orang di Tiongkok selatan untuk direlokasi. Pihak berwenang Tiongkok mengeluarkan peringatan merah pertama tahun ini untuk hujan deras di enam wilayah.
Sebaliknya, ibu kota Beijing menghadapi suhu panas ekstrem, dengan peringatan suhu tertinggi kedua dikeluarkan pada pekan ini. Tahun lalu tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah Tiongkok, dengan empat tahun terakhir menjadi periode terhangat yang pernah ada.
Baca Juga: Iran Buka Kembali Sebagian Wilayah Udaranya setelah Gencatan Senjata
Laporan ini menunjukkan dampak nyata perubahan iklim yang semakin ekstrem, menuntut langkah-langkah mitigasi lebih serius dari pemerintah dan masyarakat global. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setidaknya 50 Rudal Iran Hantam Israel Selama Konflik 12 Hari