Jakarta, MINA – Sejumlah negara di Asia Tenggara dilanda bencana banjir dan longsor dalam beberapa pekan terakhir. Hujan ekstrem yang dipicu krisis iklim memicu meluapnya sungai, tanah ambles, dan kerusakan luas yang menyebabkan lebih dari 300 orang meninggal dunia. Indonesia menjadi negara dengan jumlah korban tertinggi dalam rangkaian bencana ini.
Malaysia
Di Malaysia, banjir besar melanda delapan negara bagian, termasuk Kelantan, Penang, Kedah, Perak, dan Perlis. Hujan tanpa henti membuat ribuan rumah terendam dan kawasan Perlis tampak seperti lautan.
“Airnya seperti lautan. Begitulah kelihatannya,” kata Gon, seorang warga Perlis.
Baca Juga: Korban Banjir Thailand Selatan Tembus 145 Jiwa, Songkhla Terparah dengan 110 Korban
Hingga Kamis, dua orang dinyatakan meninggal dunia, sementara lebih dari 30 ribu penduduk harus dievakuasi ke tempat aman, demikian laporan South China Morning Post (SCMP).
Thailand
Kondisi lebih buruk terjadi di Thailand. Banjir berkepanjangan melanda wilayah selatan. Sedikitnya 145 orang dilaporkan tewas menurut laporan Bangkok Post.
Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan jenazah yang terpaksa diikat pada tiang lampu agar tidak hanyut terbawa derasnya arus air.
Baca Juga: Jet Israel Serang Lebanon Selatan, Guncang Gencatan Senjata Setahun Setelahnya
Otoritas setempat memperkirakan jumlah korban dapat terus bertambah seiring proses pencarian yang masih berlangsung.
Indonesia
Sementara itu, Indonesia menghadapi dampak paling besar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 174 orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat hingga Jumat (28/11).
Di Sumatra Utara, jumlah korban mencapai 116 orang, dengan 41 lainnya masih hilang. Sumatra Barat mencatat 23 korban jiwa, sementara Aceh melaporkan total 35 orang meninggal dunia.
Baca Juga: Kebakaran Besar di Hong Kong Lukai 79 Orang, Operasi Penyelamatan Masih Berlangsung
BNPB menegaskan bahwa intensitas hujan ekstrem dalam beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama bencana di tiga provinsi tersebut.
Vietnam
Vietnam tak luput dari bencana. Negara itu mengalami banjir terparah dalam 50 tahun terakhir. Menurut Pusat Prakiraan Hidro-Meteorologi Nasional (NCHMF), curah hujan ekstrem antara 16 hingga 23 November melampaui seluruh catatan sejarah.
Direktur NCHMF, Mai Van Khiem, menyebut fenomena ini sebagai kejadian yang hampir tidak pernah terjadi dalam lebih dari setengah abad.
Baca Juga: Erdogan Puji Sikap Paus Leo terkait Isu Palestina
Banjir merusak lebih dari 1.150 rumah, menghancurkan lebih dari 80 ribu hektare lahan padi dan tanaman pangan, dan menewaskan sedikitnya 90 orang, demikian laporan Xinhua.
Filipina
Di awal November, Filipina juga menghadapi banjir akibat badai musiman, meskipun skala dampaknya lebih kecil dari empat negara lain di kawasan.
Bencana yang terjadi berturut-turut ini semakin mempertegas kerentanan Asia Tenggara terhadap dampak krisis iklim.
Baca Juga: Israel Lancarkan Hampir 700 Serangan ke Lebanon Sejak Gencatan Senjata
Intensitas hujan ekstrem yang meningkat, sistem drainase yang tidak memadai, serta perubahan pola cuaca menjadi tantangan besar bagi negara-negara di kawasan tersebut.
Para ahli menilai kerja sama regional dan penguatan sistem mitigasi bencana menjadi langkah mendesak untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak di masa mendatang.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UEA Tegaskan Kemitraan Strategis dan Masa Depan Inklusif dengan Indonesia















Mina Indonesia
Mina Arabic