Banjir Filipina: 53 Wafat, Ribuan Orang Menunggu Diselamatkan

Personel Penjaga Pants Filipina evakuasi warga korban banjir, Jumat, 13 November 2020. (Foto: Penjaga Pantai Filipina)

Manila, MINA – Ribuan orang masih menunggu penyelamatan setelah Topan Vamco menghantam utara awal pekan ini. Badai tersebut menghasilkan dan tanah longsor yang “belum pernah terjadi sebelumnya,” menyebabkan sedikitnya 53 orang wafat dan 22 hilang.

Polisi di provinsi utara Filipina mengatakan, Sabtu (14/11), Topan Vamco telah menyebabkan sedikitnya 53 orang meninggal dan 22 lainnya hilang setelah menyebabkan banjir dan tanah longsor, DW melaporkan.

Tingkat air banjir yang “belum pernah terjadi sebelumnya” yang disebabkan oleh hujan lebat memaksa sebagian keluarga di provinsi Cagayan dan Isabela berlindung di atap rumah mereka, menurut laporan kantor berita dpa.

Manuel Mamba, Gubernur Provinsi Cagayan, memohon lebih banyak bantuan melalui radio DZMM, dengan mengatakan: “Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini pertama kalinya kami mengalami banjir seperti ini, penyelamat kami sudah kewalahan.”

“Provinsi kami telah berubah menjadi lautan lumpur,” katanya.

Ribuan orang terlantar di Lembah Cagayan, yang merupakan rumah bagi sekitar 1,2 juta orang. Wilayah ini mengalami tingkat banjir yang sangat ekstrem ketika Bendungan Magat di dekatnya meluap sehingga setara dengan dua kolam renang berukuran Olimpiade per detik pada hari Jumat, menurut laporan pemerintah.

Hampir 14.000 orang dipindahkan ke pusat-pusat evakuasi ketika tim penyelamat dikirim ke kota Tuguegarao pada Sabtu pagi dengan lebih banyak bantuan diharapkan datang dari provinsi terdekat, menurut penjaga pantai. (T/RI-1/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.