Sanaa, MINA – Hujan deras dan banjir bandang telah memperburuk situasi kemanusiaan di Yaman.
Banjir menyebabkan kematian sedikitnya 38 orang di negara yang dilanda perang saudara tersebut. DW melapokan, Sabtu (13/8).
Di Kota Tua Sanaa yang bersejarah, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, setidaknya 10 bangunan ikonik berusia 500 tahun telah runtuh.
Sekitar 80 rumah yang dihuni hancur dan ratusan tenda yang menampung orang-orang terlantar tersapu banjir.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Youssef Al-Ghalisi, seorang warga mengatakan banjir telah merobohkan tenda-tenda di kamp para pengungsi.
Menurut prakiraan, cuaca telah membaik, dan hujan diperkirakan akan berhenti pada waktu-waktu tertentu selama akhir pekan ini.
“Banjir ini telah memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan dari jutaan orang Yaman,” kata Basheer Al-Selwi, juru bicara Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Yaman.
Sebagian besar penduduk Yaman yang kini berada di ambang kelaparan akibat konflik berkepanjangan, sangat membutuhkan bantuan internasional.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Situasi ini semakin diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina. Ini mengingat Yaman mengimpor hingga 45% gandumnya dari Ukraina dan Rusia.
Pihak-pihak bertikai di Yaman saat ini telah menyepakati gencatan senjata yang dimulai menjelang Ramadhan lalu, dan kembali diperbarui pada awal Agustus hingga 2 Oktober. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional