Langkat, MINA – Banjir besar merendam sedikitnya 10 kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sejak Rabu malam hingga Kamis dini hari (27/11). Debit air terus meningkat menyebabkan akses jalan perbatasan Sumatera Utara–Aceh terputus dan sejumlah permukiman terisolasi.
Bupati Langkat, Syah Afandin mengatakan Kecamatan Besitang termasuk wilayah yang terdampak paling parah. “Lebih kurang 10 kecamatan yang terdampak, yang paling parah itu sekarang Besitang,” ujarnya dalam keterangan yang dikutip dari detikSumut, Kamis (27/11).
Pada pukul 01.30 WIB, proses evakuasi santri di salah satu pondok pesantren dilakukan secara darurat. Para santri berjalan kaki menembus air setinggi pinggang orang dewasa untuk menuju rumah salah satu orang tua santri yang dijadikan tempat aman sementara.
“Alhamdulillah sekarang sudah dimasakkan mi instan,” demikian laporan dari pengurus pondok.
Baca Juga: Aktifis Lingkungan: Banjir Bandang Aceh Akumulasi Kerusakan Ekologis
Banjir juga merusak fasilitas pesantren. Seluruh kolam ikan milik pondok tenggelam dan ribuan ikan hilang terbawa arus. Satu dinding kolam renang santri dilaporkan jebol karena tidak mampu menahan derasnya air.
“Kami tengah mengalami musibah ini, mohon doa untuk keselamatan seluruh santri dan masyarakat,” kata salah satu pengurus pesantren.
Hingga berita ini diturunkan, tim gabungan BPBD, aparat desa, dan relawan masih melakukan pendataan serta mengevakuasi warga di titik-titik yang terendam tinggi. Arus deras dan cuaca yang masih tidak stabil menjadi kendala utama dalam proses penanganan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jaringan UIN dan Pesantren di Indonesia Dipersiapkan Terima Anak Palestina
Mina Indonesia
Mina Arabic
Mina Sport
Mina Preneur