Jakarta, MINA – Bank Dunia menyatakan negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik yang paling berhasil mengurangi kemiskinan dan memperbaiki taraf hidup adalah dengan mengadopsi pemikiran baru guna mencapai pertumbuhan inklusif di masa depan.
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa dalam pernyataan tertulis pada Senin (4/12) mengatakan, keberhasilan mengangkat hampir satu miliar penduduk Asia Timur dari kemiskinan ekstrem dalam satu generasi adalah pencapaian bersejarah.
“Agar kawasan ini dapat mempertahankan pertumbuhan inklusif, negara-negara di kawasan ini perlu mengatasi tantangan untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem sepenuhnya dengan meningkatkan prospek pergerakan ekonomi dan menjamin kemapanan ekonomi bagi semua orang,” katanya.
Menurut laporan Riding the Wave: An East Asian Miracle for the 21st Century, pertumbuhan inklusif yang mengurangi kemiskinan dan juga menyediakan ruang untuk mobilitas ke atas dan kemapanan ekonomi bagi semua negara tersebut harus melakukan upaya lebih, dibanding model “pertumbuhan berkeadilan” yang telah berhasil,
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dengan prospek mobilitas ke atas yang terlihat semakin sulit, hal ini mencerminkan bahwa pendapatan dan kekayaan menjadi semakin terkonsentrasi, sementara akses layanan umum dasar tetap terbatas dan seringkali berkualitas rendah.
Kebijakan untuk mendukung pertumbuhan inklusif perlu mempertimbangkan dan mengatasi berbagai kendala yang dihadapi oleh kelas-kelas ekonomi yang berbeda. Kebijakan bagi penduduk miskin ekstrem yang masih ada diperlukan untuk mengurangi hambatan terhadap peluang ekonomi, serta mempertahankan pertumbuhan secara luas, dapat membantu mereka meningkatkan pendapatan.
Akses layanan seperti kesehatan dan infrastruktur, serta mekanisme untuk mengelola risiko, juga harus diperbaiki untuk membantu masyarakat yang rentan secara ekonomi.
Adapun prioritas bagi mereka yang mapan secara ekonomi serta telah menjadi kelas menengah adalah memperbaiki penyediaan dan kualitas layanan umum, seperti perumahan, air dan sanitasi.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Agenda kebijakan untuk pertumbuhan inklusif dapat merupakan kontrak sosial baru bagi pemerintah di seluruh kawasan ini. Unsur-unsurnya akan mendukung pemenuhan kebutuhan setiap kelas ekonomi sambil tetap bertanggungjawab secara fiskal dan meningkatkan pendapatan secara efisien dan merata,” kata Sudhir Shetty, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik. (R/R10/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon