Jeddah, MINA – Laporan Women, Business and the Law (WBL) dari Grup Bank Dunia, yang dirilis pada 23 Februari, menyebutkan, Arab Saudi terus membuat kemajuan penting dalam inklusi dan pemberdayaan ekonomi wanita.
Saudi mendapat skor lebih tinggi daripada tahun lalu dalam ukuran global reformasi hukum untuk meningkatkan kesetaraan gender. Arab News melaporkan, Rabu (24/2).
Skala 1 hingga 100, Arab Saudi mencetak 80 angka pada 2021, naik dari 70,6 pada 2020.
Peningkatan kinerja ini terlihat jelas dalam lima indikator yang mendapat skor teratas dari skala, yaitu mobilitas, tempat kerja, gaji, kewirausahaan dan pensiun.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Skor ini menempatkan Arab Saudi setara dengan banyak negara maju dengan tradisi panjang reformasi hukum wanita.
Kinerja kuat Kerajaan Saudi datang sebagai hasil dari serangkaian reformasi yang dilaksanakan tahun lalu untuk lebih memperluas partisipasi perempuan dalam perekonomian.
Saudi menyamakan akses perempuan ke pasar tenaga kerja, mencabut pembatasan pekerjaan mereka di sektor yang sebelumnya dianggap tidak aman, dan menghapus larangan kerja malam perempuan.
Mengomentari laporan tersebut, Majid Al-Qasabi, Menteri Perdagangan dan Kepala Pusat Daya Saing Nasional Saudi, mengatakan bahwa kinerja Kerajaan mencerminkan komitmen Raja Salman untuk memungkinkan wanita Saudi untuk berpartisipasi penuh dalam pembangunan sosial dan ekonomi negara.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Ini juga mencerminkan upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk memastikan pendekatan seluruh pemerintah yang efektif untuk menerapkan reformasi hukum wanita.
Reformasi Arab Saudi didasarkan pada perubahan yang diterapkan sejak peluncuran Visi 2030 pada tahun 2016.
WBL sebuah publikasi tahunan oleh Grup Bank Dunia, menilai reformasi hukum perempuan di 190 negara, menggunakan indeks dengan delapan indikator meliputi mobilitas, gaji, orang tua, aset, tempat kerja, pernikahan, kewirausahaan dan pensiun. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon