Oleh: Simon Hooper, Al Jazeera
Beberapa badan amal Islam di Inggris telah dianggap memindahkan urusan keuangannya ke luar negeri di tengah kekhawatiran bahwa aset mereka bisa dibekukan oleh sistem perbankan Inggris, setelah akun rekening beberapa organisasi Islam dan individu terkait telah ditutup pihak bank tanpa penjelasan.
HSBC, bank terbesar di Inggris, dituduh melakukan prasangka terhadap Muslim setelah minggu lalu mengirim surat ke masjid London, terkait bantuan amal untuk Gaza dan pemimpin lembaga Islam terkemuka. Surat itu memberitahukan bahwa dana mereka di luar tanggung jawab bank dan memberi mereka waktu dua bulan untuk menarik uangnya.
Mereka yang menerima surat peringatan adalah Anas Altikriti, Kepala Yayasan Cordoba dan juga pendukung Ikhwanul Muslimin. Ia mengatakan bahwa HSBC juga telah menulis surat kepada anggota keluarganya, termasuk anak-anaknya yang berusia 14 dan 12 tahun.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Dalam sebuah pernyataan, Yayasan Cordoba mengatakan bahwa mereka yang terkena dampak itu tidak diberi penjelasan ketika mereka mencari klarifikasi lebih lanjut dari bank dan meminta HSBC untuk mengeluarkan pernyataan maaf secara tegas.
Mohammed Kozbar, Ketua Masjid Finsbury Park, sebuah masjid yang pernah berhubungan dengan pengkhotbah radikal yang dibuka kembali di bawah manajemen baru pada tahun 2005, juga menerima surat serupa.
Kozbar mengatakan ada kemungkinan pihaknya akan mengambil tindakan hukum dan menyerukan pemboikotan kepada bank.
“Penasihat hukum kami mengatakan, sementara bank telah bertindak dalam persyaratan dan kondisi, jika mereka khusus melakukannya kepada organisasi Muslim, maka keputusan ini bisa ditantang di bawah undang-undang diskriminasi,” kata Kozbar.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Organisasi lain, Asosiasi Muslim Inggris, mengatakan telah membuka rekening di HSBC awal tahun ini, tetapi bank menutupnya tiga hari kemudian, dengan alasan bahwa “tidak memenuhi kriteria untuk memiliki rekening bank”.
Teror ‘kata-T’
Seorang juru bicara badan amal lain, Helping Households Under Great Stress (HHUGS), yang membantu keluarga para tahanan Muslim yang dituduh melakukan tindak terorisme, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa rekeningnya telah dibekukan pada bulan lalu oleh bank lain, Barclays.
“Dampaknya sangat buruk. Reputasi Anda terpukul jelas dan satu-satunya hal yang dapat saya lihat adalah kenyataan bahwa kami berurusan dengan keluarga orang-orang yang diduga terlibat terorisme,” kata Fahad Ansari, seorang pengacara atas nama HHUGS kepada Al Jazeera.
“Kata-T (Terorisme) jelas merupakan faktor risiko bagi mereka, tetapi bagi kami, kami mengurus perempuan dan anak, ibu dan istri, dan tidak ada alasan mengapa mereka harus dikriminalisasi. Ada puluhan kelompok pendukung tahanan di negara ini dan mereka tidak pernah memiliki masalah dengan rekening bank. Muslim adalah warga kelas dua dan tidak ada penjelasan lain untuk itu.”
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
CAGE, sebuah kelompok kebebasan sipil yang berkampanye melawan kebijakan kontra-terorisme, mengatakan bahwa akun Bank Barclays dan Bank Koperasi ditutup pada awal tahun setelah direkturnya, Moazzam Begg, ditangkap dan dituduh melakukan tindakan terorisme.
Begg telah mengaku tidak bersalah atas tuduhan itu, sementara CAGE telah menerbitkan surat dari Departemen Keuangan Inggris mengkonfirmasikan bahwa mereka tidak tunduk pada pembatasan keuangan.
“Tampaknya ada kekuatan yang bermain yang berusaha melumpuhkan organisasi di jantung komunitas Muslim, dengan diskriminasi agama dan Islamophobia,” kata Asim Qureshi , Direktur Riset CAGE, kepada Al Jazeera.
Jumlah bank yang terlibat bertambah
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Abdurahman Sharif, Manajer Operasi di Forum Amal Muslim, mengatakan ia tahu badan amal lain yang sejauh ini tidak mengidentifikasi diri secara terbuka bahwa jasa keuangannya ditutup.
“Ini bukan satu bank, ini sejumlah bank dan bertambah jumlahnya,” kata Sharif kepada Al Jazeera. “Masalahnya, sekali sebuah bank melakukan ini akan menciptakan preseden di mana bank-bank lain akan mengikuti. Itu adalah masalah serius, karena dalam beberapa bulan Anda bisa melihat tidak ada badan amal Islam yang memiliki rekening bank di negara ini.”
Pengawasan terhadap badan amal Muslim meningkat tahun ini karena kekhawatiran bahwa orang Inggris yang berniat berperang di Suriah telah menjadikan konvoi kemanusiaan sebagai kedok untuk melakukan perjalanan ke zona perang. Dan ada ketakutan bahwa sumbangan dari masyarakat Inggris sampai kepada kelompok-kelompok ekstrimis bersenjata.
William Shawcross, Kepala Komisi Badan Amal, mengatakan pada April, ekstrimisme Islam adalah permasalahan “paling mematikan” bagi regulator.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
“Masalahnya adalah salah persepsi. Orang menganggap bahwa apa pun dengan nama ‘Islam’ dicurigai dan itu adalah tantangan terbesar yang kami hadapi saat ini, dan kami melihat karena itulah rekening kami ditutup,” kata Sharif.
Bulan lalu, David Anderson, pengamat Undang-Undang Terorisme Inggris, mengatakan bahwa penarikan layanan perbankan bagi badan amal terjadi karena undang-undang anti-terorisme lebih ketat yang berisiko menghambat “kegiatan positif dan bermanfaat LSM”.
Anderson juga menyerukan dialog antara pembuat kebijakan dan LSM untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Tapi perwakilan dari beberapa badan amal yang terkena pemblokiran yakin bahwa ada faktor-faktor lain yang dapat menjelaskan penarikan layanan perbankan itu.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Terkait Gaza?
Muhammad Ahmad, juru bicara badan amal Ummah Welfare Trust, yang diberikan pemberitahuan oleh HSBC, mengatakan bahwa dia yakin penutupan rekening kelompoknya terkait dengan pekerjaannya di Gaza, di mana ia mempertahankan kantor lapangan. Akun badan amal itu juga ditutup oleh Barclays pada tahun 2008 selama serangan Israel di wilayah Palestina yang terkepung.
“Orang-orang sekarat di lapangan. Orang tidak tahu ke mana harus pergi, karena mereka telah kehilangan segalanya dan semua kita coba lakukan untuk memberi mereka bantuan,” kata Ahmad kepada Al Jazeera.
Yang lain mengecam pihak bank karena mengambil tindakan pada bulan Ramadhan, bulan di mana badan amal memiliki peluang besar untuk penggalangan dana penting.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Pengacara Ansari mengatakan bahwa HHUGS hampir menutup badan amalnya setelah akun banknya dibekukan, hanya beberapa hari sebelum Ramadan ketika donatur melaporkan bahwa transaksi donasinya tertolak. Badan amal ini sebelumnya memiliki akun yang ditutup oleh dua bank lain, HSBC dan Lloyds-TSB.
“Kami memiliki literatur yang diterbitkan pada Ramadhan dengan rincian rekening bank dan semua itu harus dibuang ke tempat sampah dan dipublikasikan ulang. Kami tidak punya akses dana, gaji yang kami miliki untuk membayar sewa dan tagihan.”
Ansari mengatakan badan amal sekarang mempertimbangkan untuk memindahkan urusan keuangannya ke luar negeri.
“Kami menjajaki semua opsi saat ini. Sebuah rekening di luar negeri jauh dari ideal, karena terlihat mencurigakan dan kami dikenakan biaya, tetapi kami perlu memiliki suatu tempat sehingga kami dapat berlanjut dengan gangguan minimum, karena apa yang terjadi sekarang adalah mimpi buruk yang nyata.”
Bank menyangkal diskriminasi
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
HSBC mengatakan kepada Al Jazeera bahwa itu aturan yang komprehensif untuk memastikan ras dan agama tidak pernah menjadi faktor dalam keputusan perbankan dan mengatakan diskriminasi terhadap pelanggan adalah “tidak bermoral, tidak dapat diterima dan ilegal”.
HSBC mengatakan pihaknya telah menjalin hubungan dengan nasabah di 70 negara sebagai bagian dari tinjauan bisnis globalnya setelah didenda $ 1,9 milyar oleh otoritas Amerika Serikat pada tahun 2012, atas kontrol pencucian uang masyarakat miskin yang dieksploitasi oleh kartel narkoba Amerika Latin untuk memindahkan ratusan juta dolar melalui piutang HSBC.
Pihak bank tahun lalu menunjuk Jonathan Evans, mantan Kepala Badan Intelijen MI5 Inggris dan seorang pakar ekstrimisme Islam, sebagai Kepala Komite yang bertugas mengurangi kerentanan terhadap kejahatan keuangan.
Dalam pesan Idul Fitri, Perdana Menteri Inggris David Cameron, memberi penghargaan kepada sejumlah inspirasi badan amal yang berpartisipasi dan didanai oleh Muslim Inggris.
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Namun para pejabat mengatakan bahwa akses badan amal ke fasilitas perbankan sangat penting sebagai transparansi dan tata pemerintahan yang baik, juga untuk menghindari terjadinya penggalangan dana dan bantuan kerja di masyarakat Muslim secara rahasia.
“Pemerintah harus memahami bahwa itu adalah kepentingan mereka di mana bada amal sebenarnya dapat beroperasi secara bebas tanpa halangan atau dilecehkan dengan cara seperti ini,” kata Ahmad.
“Jika tidak, Anda akan memaksa umat Islam dalam beberapa kegiatan amal untuk mengambil dana melalui tangannya sendiri, dan kemudian pemerintah tidak akan tahu kepada siapa uang tersebut sampai.” (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati