Kairo, MINA – Truk-truk yang memuat kiriman bantuan dari Malaysia telah memasuki Jalur Gaza yang terkepung melalui Perbatasan Rafah dengan Mesir, beberapa jam setelah panggilan telepon yang diterima oleh Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dari Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Demikian dikutip dari MEMO, Jum’at, (23/2).
Dalam video terlihat sejumlah truk berlogo Masyarakat Ihsan Malaysia, sedangkan videografer membenarkan truk tersebut memasuki Rafah Crossing.
Sebelumnya, juru bicara kepresidenan Mesir, Ahmed Fahmy, mengatakan Sisi memuji, dalam panggilan telepon dengan Ibrahim, keinginan Malaysia untuk memberikan bantuan kepada masyarakat Jalur Gaza.
Fahmy mengatakan kedua pemimpin telah menekankan bahaya tindakan militer tambahan di Jalur Gaza, mengacu pada niat tentara Israel untuk menyerbu kota Rafah, tempat lebih dari 2 juta warga Palestina mencari perlindungan.
Baca Juga: Pelapor Khusus PBB: Israel Lakukan Genosida di Jalur Gaza
Dalam pembicaraan tersebut, mereka juga menekankan pentingnya komunitas internasional memikul tanggung jawab hukum, kemanusiaan dan politik untuk secara serius mendorong gencatan senjata segera dan mengaktifkan solusi dua negara, untuk menghindari dampak regional.
Pelapor Khusus PBB tentang Hak atas Pangan, Michael Fakhri, baru-baru ini mengatakan pendudukan Israel berusaha menghukum warga Palestina secara kolektif dengan membuat mereka kelaparan, dan memperingatkan bahwa tingkat kelaparan yang saat ini disaksikan di Gaza adalah “belum pernah terjadi sebelumnya” dan merupakan “genosida” .
Pelapor PBB mengatakan dia tidak bisa menggambarkan betapa sulitnya situasi tidak manusiawi di Jalur Gaza.
“Dulu kita bilang kelaparan akan segera terjadi, sekarang saya tidak heran jika kita mengatakan kelaparan akan terjadi secara menyeluruh pada akhir bulan ini (Februari),” tambahnya, menjelaskan bahwa “tidak ada yang tahu berapa lama. masyarakat Gaza dapat bertahan dalam situasi ini, karena bantuan yang diberikan kepada mereka tidak cukup untuk membuat mereka tetap hidup”.
Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina
“Bahkan jika gencatan senjata dicapai saat ini, kelaparan akan berdampak negatif terhadap masa depan lebih dari satu juta anak yang tinggal di Gaza. Dari jumlah tersebut, 335.000 anak di bawah usia lima tahun berisiko mengalami cedera fisik permanen, termasuk gangguan kognitif,” tambahnya.
Dia menunjukkan bahwa kebijakan kelaparan pendudukan Israel lebih dari sekadar mencegah akses bantuan kemanusiaan, dan mencakup penerapan kebijakan yang bertujuan menghancurkan sistem pangan di Jalur Gaza yang menghambat kemampuan warga Palestina untuk memberi makan diri mereka sendiri.
Sejak 7 Oktober 2023, pendudukan Israel melancarkan perang dahsyat di Jalur Gaza yang telah menyebabkan puluhan ribu korban, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan, menurut data Palestina dan PBB. (T/B03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)