New York, MINA – Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres enggan memasukan Israel ke dalam daftar negara-negara atau organisasi yang melakukan pelanggaran berat terhadap anak-anak atau disebut juga “Daftar Malu”.
Riyad Mansour, Perwakilan tetap Palestina di PBB merasa kecewa dengan keputusan tersebut, karena menurut laporan PBB sendiri yang dirilis pada Rabu (31/7), jumlah anak-anak Palestina yang terbunuh atau terluka mencapai tingkat tertinggi pada 2018 sejak 2014.
“Dikatakan 59 tewas pada 2018, 56 di antaranya terbunuh oleh tentara Israel, meningkat hampir empat kali lipat dari 2017,” kata Mansour seperti dikutip Wafa, Ahad (4/7).
Selain itu di Tepi Barat, pasukan Israel melukai 1.398 anak pada tahun 2018, sementara di Gaza mereka melukai 1.335 anak, seperti cedera, cacat permanen, dan amputasi anggota tubuh.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Ia juga mengatakan 203 anak-anak ditahan di penjara-penjara Israel, kebanyakan dari mereka dalam penahanan administratif, tanpa dakwaan atau pengadilan.
Oleh karena itu, Delegasi Palestina di PBB meminta Guterres untuk mempertimbangkan kembali bahwa pelanggaran Israel di Palestina disebabkan oleh pendudukan militer, yang harus disebutkan dalam laporan tersebut.
“Sekretaris jenderal PBB harus memasukkan Israel dalam “Daftar Malu” dan menambahkannya ke negara-negara yang melakukan tindakan mengerikan, terutama terhadap anak-anak,” kata Mansour dalam sesi debat terbuka laporan tahunan Dewan Keamanan PBB tentang situasi anak-anak di masa konflik yang berlangsung di New York, Amerika Serikat.
Lembaga Hak Asasi Manusia atau Human Rights Watch (HRW) juga mengkritik keputusan Sekjen PBB tersebut.
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
“Sekretaris Jenderal PBB hanya menolak untuk meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertikai yang telah menimbulkan penderitaan luar biasa pada anak-anak,” kata Jo Becker, Direktur Advokasi Hak Asasi Anak-Anak HRW.
“Dengan membuat daftar pelanggar yang dipilih, Guterres telah mengabaikan bukti PBB sendiri dan merusak upaya untuk melindungi anak-anak dalam konflik” tegasnya. (T/Sj/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jihad Islam Kecam Otoritas Palestina yang Menangkap Para Pejuang di Tepi Barat