Sumba Timur, MINA – Tim Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI ke Provinsi Nusa Tenggara Timur menemukan banyak sekolah di Sumba Timur yang kekurangan ruang kelas.
Wakil Ketua Komisi X Sutan Adil Hendra mengatakan, pihaknya melihat langsung banyak SD, SMP, dan SMA di Sumba Timur yang masih kekurangan ruang kelas, seperti contohnya SD Padammu dan SMP Uluwelu di Sumba Timur.
“Kepala sekolah di kedua sekolah itu mengakui bahwa saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) banyak menerima siswa, tapi kekurangan ruang kelas untuk menampung para siswa. Akhirnya mereka mengambil langkah sekolah bergantian yakni pada pagi dan siang hari,” ungkap Sutan Adil yang juga ketua tim, dalam laman DPR RI yang dikutip MINA, Rabu (2/8).
Selain itu, Komisi X juga menerima pengaduan terkait tentang belum adanya beasiswa bagi peserta didik berprestasi dan belum terjangkaunya Kartu Indonesia Pintar (KIP) di sekolah-sekolah di Sumba Timur.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Tim Kunjungan Kerja Komisi X ini juga mendapat masukan terkait kesejahteraan guru. Masih banyak guru honorer yang belum mendapat tunjangan sertifikiasi guru dan SK Inpasing. Selama ini para guru honorer tersebut hanya mendapat honor sebesar 500 ribu rupiah per bulannya.
Menjawab hal tersebut, Sutan menjelaskan bahwa tunjangan sertifikasi dan SK Inpasing diberikan jika ada usulan dari daerah atau sekolah. Sementara sebagaimana yang diakui oleh para guru setempat, sekolah mereka belum pernah mengusulkan hal tersebut.
“Mutu pendidikan yang tinggi akan terealisasi kalau anak didik memiliki karakter yang kuat, pengajar atau guru memiliki kompetensi dan terjamin kesejahteraannya, serta adanya sarana prasarana yang mendukung. Masalah kesejahteraan guru akan teratasi jika ada usulan tentang daftar-daftar penerima tunjangan sertifikasi dan SK inpasing dari sekolah dan Pemda,” tambahnya. (T/R09/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun