Jakarta, MINA – Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi mengatakan, operasi evakuasi korban dan bagian pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610 akan diperpanjang hingga tiga hari ke depan.
Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan Basarnas, TNI, Polri, BPPT, Bakamla, KNKT, KKP, Pertamina, Kementerian Perhubungan, dan masyarakat telah bekerja keras dalam tujuh hari terakhir untuk menemukan korban dan bagian penting pesawat.
“Hari ini adalah operasi hari yang ketujuh. Setelah kami evaluasi dan tadi melihat TKP, kami rapatkan dengan beberapa staf, berdasarkan masukan dari lapangan, masih begitu banyak jenazah yang ditemukan, sampai 20 kantong, jadi kami memutuskan operasi evakuasi ini diperpanjang tiga hari sejak besok (Senin),” ujar Syaugi di Dermaga JICT Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (4/11).
Kabasarnas berharap dengan penambahan waktu tersebut serta sinergitas seluruh tim SAR gabungan yang terlibat dalam operasi dapat segera menyelesaikan operasi tersisa.
Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis
Ia menekankan, hal paling dalam operasi SAR adalah megevakuasi korban, setelah itu baru menemukan CVR (cockpit voice recorder) untuk melengkapi data-data untuk megungkap penyebab pesawat mengalami kecelakaan.
“Besok sampai tiga hari ke depan (operasi SAR) kami maksimalkan,” tandasnya.
Sementara hasil operasi sampai pada hari ke-7 ini, tim SAR telah berhasil mengevakuasi 105 kantong jenazah yang sudah diberi label oleh tim DVI.
“Jumlah ini saya pastikan akan bertambah karena tim SAR telah menemukan beberapa korban dalam beberapa kantong jenazah baik di kapal maupun di posko di Tanjung Pakis Karawang,” tambah Syaugi.
Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 rute Cengkareng-Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Senin (29/10) pagi. Pesawat dengan personal on board sebanyak 189 orang itu jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. (L/R11/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)