Oleh: dr. Suwardi Sukri, Dokter Integrative Medicine
Melihat fakta ilmiah (lihat tulisan sebelumnya dengan judul Ibu Hamil Gemar Baca Al-Quran, Lahirkan Anak Cerdas), bahwa janin berkomunikasi dan merespon apa yang dirasakan oleh ibu yang mengandungnya. Maka tidak pelak lagi, peranan ibu untuk melahirkan generasi yang berakhlak dan cerdas, dimulai sejak masa gestasi.
Betul ajaran kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang mengatakan bahwa 75% faktor ibu dan 25% dari ayah. Tiga kali ibu disebut, satu kali ayah.
Pada dunia barat, telah dilakukan berbagai penelitian pengaruh musik terhadap janin. Dengan jalan janin diperdengarkan musik klasik. Kesimpulannya, pengaruh musik klasik terhadap janin terbukti sangat positif terhadap perkembangan mental dan kognitif si anak. Malah, musik yang didengarkan saat janin, pada usia kanak-kanak, musik itu dapat diingat dengan jelas oleh si anak tersebut.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Sekiranya, musik saja memberi pengaruh positif. Apatalagi pengaruhnya akan sangat luar biasa, jika si janin diperdengarkan lantunan ayat–ayat suci Al-Quran. Dan lebih lagi afdol, bila si ibu membaca Al-Quran setiap hari. Saya yakin itu lebih dahsyat pengaruhnya pada janin.
Bukankah Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar hati yang sedang galau? Sekaligus rahmat bagi yang membaca dan mendengarnya? Lantas, apa pengaruh positif bagi ibu dan bayi di dalam rahim, bila si ibu gemar membaca ayat-ayat suci Al-Quran, jika ditinjau secara medis? Kondisi stres dan bahagia adalah dua hal yang sangat berbeda dan bertolak belakang.
Saat ibu stres, maka janin pun ikut stres. Begitu pula sebaliknya, saat ibu bahagia, otomatis si bayi pun ikut bahagia.
Mengapa? Di otak ada yang namanya regio sistem Limbik di mana salah satu komponennya adalah Hipokampus. Hipokampus berperan di dalam evaluasi terhadap reaksi kondisi lingkungan, emosional, dan informasi.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Semua informasi akan disimpan di gen DNA Hipokampus, semakin dalam disimpan maka informasi itu akan disimpan sebagai ingatan jangka panjang dan ini akan sangat memengaruhi kecerdasan kognitif, kecerdasan spritual dan perilaku bayi kelak di masa kehidupan berikutnya.
Ketika ibu gemar membaca dan mendengarkan Al-Quran serta berdzikir, akan membuat hati dan pikiran si ibu tenang. Inilah harta yang berharga bagi seorang ibu hamil kepada bayinya yang harus dijaga selama kehamilannya. Sebab kerja Hipokampus semakin kuat manakala kondisi psikologis si ibu dalam keadaan tenang dan bahagia. Dengan demikan si ibu akan melahirkan bayi yang cerdas secara kognitif dan spritual.
Ingatlah gudang semua ingatan ada di Hipokampus dan ingatan semakin kuat manakala kondisi kejiwaan seseorang dalam tenang dan bahagia. Anda tentu masih ingat? Ketika saat ujian? Semua pelajaran yang telah dipelajari seketika buyar karena Anda stres berhadapan dengan dosen pembimbing yang killer.
Sebab stres mengganggu peran Hipokampus di dalam hal menerima, menyimpan dan memanggil informasi. Selain itu, dalam kondisi bahagia tubuh akan merangsang sistem imun ke arah yang lebih kuat. Sistem imun seluler yaitu sel-sel darah putih, kian kuat, gerakannya gesit dan daya tempurnya akurat.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Begitu pula sistem imun enzimatis SOD = Superoksida Dismutase yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh. SOD ini sangat canggih menetralkan radikal bebas stres yakni Reactive Oxygen Species = ROS. ROS ini sangat merusak tubuh khususnya sel-sel syaraf. Hingga bayi tercegah dari kelainan sel-sel saraf. Namun produksi SOD menurun di usia 25 tahun ke atas.
Itulah salah satu hikmah generasi muda Islam dianjurkan segera menikah jika telah mampu. Ibu yang hati dan pikirannya tenang akan mendorong tubuhnya mengeluarkan hormon kebahagiaan endorfin. Endorfin akan perlancar sirkulasi darah. Akibatnya, oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah kian lancar ke bayi dan kebutuhan bayi akan oksigen dan nutrisi pun tercukupi. Sehingga ibu dan si bayi sehat dan tidak mudah sakit.
Bagaimanakah mekanisme kondisi bahagia ibu dapat sampai ke bayinya? Hormon stres membuat sirkulasi darah terhambat. Sebaliknya, ketika si ibu bahagia saat membaca Al-Quran misalnya, maka tubuhnya akan melepas endorfin. Endorfin melancarkan sirkulasi darah, maka gelombang suara si ibu akan dihantar oleh sirkulasi darah masuk ke tali pusat menuju ke seluruh sel-sel si janin.
Kita ketahui bahwa air adalah media terbaik penghantar gelombang suara. Darah 70 % adalah air. Sehingga pesan-pesan ayat-ayat suci Al-Quran akan sampai ke setiap DNA si janin dan direkam pada pita-pita DNA yang dapat merekam informasi isi Al-Quran. Rekaman ayat-ayat suci inilah yang akan menjadi suluh dan membentuk karakter si anak kelak dalam mengarungi kehidupan duniawi yang keras.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Juga kelak mereka menjadi insan tangguh. Karena secara spritual si bayi telah mendapat karunia berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala berupa :
Rahmat, seperti yang ditegaskan di dalam Al-Quran :
Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-A’raf: 204)
Kebajikan, seperti diungkapkan oleh hadis berikut:
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, artinya “Barangsiapa mendengarkan satu ayat Al-Quran, akan dicatat baginya satu kebajikan yang akan berlipat ganda. Dan barangsiapa membacanya, maka baginya cahaya di Hari Kiamat.” (H.R. Imam Ahmad)
Meneguhkan iman dan hati sang bayi, seperti dijelaskan dalam surat berikut:
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu, hanyalah mereka yang apabila disebut (nama) Allah, gementarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka kerana-Nya dan kepada Allah-lah mereka bertawakkal.” ( Q.S. An-Anfaal:2)
Fadilah lainnya adalah si bayi kelak termasuk insan yang gemar membaca dan mendengarkan Al-Quran mengikuti kegemaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam karena Rasulullah sangat gemar mendengarkan bacaan Al-Quran dari orang lain. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari:
Artinya: “Rasulullah berkata kepadaku: “Hai Ibnu Mas’ud, bacakanlah Al-Quran untukku!”. Lalu aku menjawab: “Apakah aku pula yang membacakan Al-Quran untukmu, ya Rasulullah, padahal Al-Quran itu diturunkan Tuhan kepadamu?”. Rasulullah menjawab: “Aku senang mendengarkan bacaan Al-Quran itu dari orang lain.”… Kemudian Ibnu Mas’ud membacakan beberapa ayat dari surat An-Nisaa’… Maka tatkala bacaan Ibnu Mas’ud itu sampai kepada ayat 41 yang berbunyi:
Artinya: “Maka bagaimanakah (hal orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rasul dan nabi) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu).” sedang ayat itu sangat mengharukan hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, lalu beliau berkata: “Cukuplah sekian saja, ya Ibnu Mas’ud!”… Ibnu Mas’ud melihat Rasulullah menitiskan air matanya serta menundukkan kepalanya.
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Terhindar dari bencana; Anas bin Malik Radliyallahu anhu menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:
Artinya: “Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menghindarkan bencana dunia dari orang yang mendengarkan bacaan Al-Quran, dan menghindarkan bencana akhirat dari orang yang membaca Al-Quran.”
Si bayi termasuk orang yang mendapat petunjuk,
Artinya: “Orang-orang yang mendengarkan perkataan kemudian mereka mengikuti yang terbaiknya, mereka itulah orang-orang yang telah Allah beri petunjuk, dan mereka itulah orang-orang yang memiliki akal.” (Q.S. Az-zumar: 18)
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Si bayi mendapat pelajaran dan berakal sehat,
Artinya: “Al-Qur’an itu kitab yang kami menurunkannya kepadamu Muhammad, yang diberi berkah supaya kamu semua merenungkan ayat-ayat Allah dan agar mendapatkan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (Q.S. Shaad:29)
Selain si bayi mendapat karunia yang banyak bila mendegar Al-Quran, sementara si ibu yang membaca Al-Quran mendapat pahala yang banyak. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Ibadah paling utama adalah membaca Al-Quran.”
“Siapa yang membaca satu huruf daripada al-Quran, maka dia akan mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan itu nilainya sepuluh kali ganda seumpamanya. Aku tidak berkata bahwa, Alif Lam Mim itu adalah satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (H.R. At-Tirmizi).
Usia Kehamilan Ahad ke-16
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Ada yang bertanya, pada usia berapakah sebaiknya si janin diperdengarkan ayat-ayat suci Al-Quran? Di usia berapa saja Bumil membaca Al-Quran, semua baik. Di awal kehamilan pun bagus. Pahalanya dan karunia tidak berkurang sedikit pun. Cuma di sini saya ingin mengemukakan bahwa secara medis embriogenesis, hati dan telinga janin terbentuk di ahad ke 14-16. Sementara, janin diambil kesaksiannya oleh Allah atas ke-Esaan Allah pas hati dan telinga telah terbentuk.
Ini sesuai pendapat para ulama yaitu ketika roh ditiup pada usia kehamilan 16 ahad. Jumhur ulama mengatakan bahwa usia janin mulai ditiupkan ruh kepadanya adalah 120 hari atau 4 bulan. Namun selain pendapat ini, ada juga pendapat yang sedikit berbeda. Dari Abi Abdurrahman Abdilah bin Masud Radliyallahu anhu. Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan kepada kami, ”Sesungguhnya tiap-tiap kamu dibentuk dalam perut ibunya 40 hari berbentuk nuthfah (mani), kemudian menjadi ‘alaqah selama 40 hari, kemudian menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama 40 hari, kemudian dikirimkan kepadanya malaikat meniupkan ruh . . . ” (Hadits Muttafaqun Alaih)
Kemudian Allah berfirman :
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab: ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah).” (Q.S. Al-A’raaf: 172)
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
Mengenai kebenaran pendapat jumhur ulama ini penulis hanya dapat berucap: Wallahu’alam bishshawab.
Salam sehat alami.
(bersambung)
(R01/RS3)
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!
Mi’raj News Agency (MINA)