Wina, MINA – Asel Tamga merupakan bayi pertama yang lahir pada awal tahun 2018 di Wina, Austria. Kelahirannya mendapatkan ucapan selamat langsung dari presiden dan juga kecaman dari warga yang anti Islam.
Tidak hanya itu, kelahiran Asel pada tanggal 1 Januari pukul 00.47 dini hari juga menjadi headline di surat kabar lokal, menampilkan foto bayi tersebut dipelukan sang ibu yang memakai hijab dan ayah serta dua perawat rumah sakit yang membantu persalinannya.
Di media sosial, foto ini menjadi buah bibir warga. Banyak yang berkomentar negatif karena melihat sang ibu memakai hijab. Salah satu akun mengatakan, “teroris lainnya baru lahir,” sementara yang lainnya berkomentar, “Apakah si ibu punya penyakit kanker sehingga harus memakai penutup kepala?”
Baca Juga: Pakistan Buka Islamabad Usai Lockdown Empat Hari
Sementara itu, Presiden Austria Alexander Van Der Bellen (73) seusai memberikan selamat atas kelahiran bayi Asel, dia mengecam warganya yang banyak memberikan komentar rasis di dunia maya.
“Rasa percaya dan persatuan jauh lebih besar daripada penghinaan dan pelecehan,” kata Alexander di akun sosial Facebook miliknya merujuk pada komentar rasis warganya.
Orang tua Asel, Naima dan Alper Tamga dibanjiri ratusan komentar rasis di media sosialnya, sehingga pihak Facebook harus menghapus foto tersebut karena hal itu.
Media HAM Netpeace menyebut banyaknya komentar rasis itu membuktikan kebencian di media sosial lebih tinggi daripada kehidupan nyata, bahkan sebuah foto keluarga bahagia bisa menjadi cacian ujaran kebencian warga padahal tidak ada yang salah dari foto itu.
Baca Juga: Turkiye Siap Berkontribusi Hentikan Pembantaian di Gaza
Jubir Netpeace Sabina Beck mengatakan sekarang sudah saatnya bagi pemerintah untuk melakukan tindakan tegas dalam menghadapi ujaran kebencian dinegaranya.
“Kami meminta pemerintah menindak tegas hal ini. Bisa mulai dari pendidikan di sekolah, sampai dengan penguatan di tingkat pengadilan,” katanya kepada Daily Mail.
Rasisme terhadap umat Islam di Austria muncul di tengah maraknya para pengungsi Muslim yang melarikan diri dari perang ke negara itu. Sentimen terhadap Islam semakin meningkat dalam beberapa tahun sejak kasus terorisme berhasil distereotipkan kepada Muslim. (T/RE1B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Kuasai Pusat Kota Kurakhovo, Garis Depan Ukraina