BAZNAS Kampanye Ramah Lingkungan Lewat Program Pemberdayaan

Jakarta, MINA – Badan Amil Zakat Nasional () mengkampanyekan gerakan melalui program-program pemberdayaan berbasis dana zakat, infak dan sedekah.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Divisi Pendayagunaan Zakat BAZNAS, Randi Swandaru dalam Talkshow “Eco Fashion Sebagai Gaya Hidup Anak Muda Indonesia” di sela gelaran Festival Filantrop Muda 2019 di Epiwalk Epicentrum, Jakarta Selatan, Ahad (3/11).

“Dana zakat bukan hanya mendorong masyarakat yang kurang mampu menjadi sejahtera, namun juga memberikan nilai tambah untuk keberlanjutan dampaknya,” kata dia.

Bersama “Sahabat Pulau Indonesia”, BAZNAS mengembangkan potensi perajin kain dalam program “Rumah Batik dan Tenun Indonesia”. Program ini menggunakan Kain dan pewarna ramah lingkungan seperti kunyit dan tingi.

“Proses produksinya pun mengedepankan pentingnya menjaga lingkungan agar karena terpapar bahan kimia secara terus menerus,” kata Randi.

Program “Rumah Batik dan Tenun Indonesia” saat ini memberdayakan mustahik (penerima zakat) di Tuban, Jawa Timur; Bogor, Jawa Barat, Ende, Nusa Tenggara Timur serta Sambas, Kalimantan Barat. Sebelum mendapatkan program pemberdayaan zakat, mereka merupakan buruh pabrik batik atau perajin tradisional yg penghasilannya sangat minim.

Randi berharap, program pemberdayaan ramah lingkungan ini dapat selaras dengan gaya hidup masyarakat terutama para milenial yang makin sadar lingkungan.

“Sehingga bisa memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Dalam Talkshow tersebut hadir pula CEO Eco Fashion Indonesia (EFI), Merdi Sihombing, Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead; Ketua Dekranasda Kabupaten Dairi Pakpak, Romy Mariani Eddy; serta model senior Advina Ratnaningsih.

Kain hasil produksi para perajin dari Rumah Batik dan Tenun Indonesia dipamerkan dalam fashion show oleh para model profesional.

Merdi Sihombing mengatakan, produk fashion yang bersifat ramah lingkungan, sering disebut dengan istilah Eco Fashion, Green Fashion atau Sustainable Fashion ini beberapa tahun belakangan ini mendapat perhatian yang cukup besar dari anak muda di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

“Produk fashion dengan pewarna alam misalnya, mulai banyak dipakai oleh anak-anak muda. Mereka juga suka membeli produk lokal, made in Indonesia. Artinya dengan membeli produk lokal, kita akan memangkas jejak karbon cukup besar. Membeli produk dalam negeri, juga berdampak positif membantu meningkatkan perekonomian para perajin Indonesia,” katanya.

Perhatian besar anak-anak muda Indonesia terhadap Eco Fashion inilah yang mendorong BAZNAS dan EFI untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak yang dapat mendukung gaya hidup positif ini. (L/R06/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.