Jamaah Muslim Palestina di Al-Quds (Yerusalem Timur) yang tidak bersenjata kembali mengharuskan diri bentrok dengan pasukan pendudukan Yahudi Israel sejak Senin, 18 Februari 2019. Bentrokan terjadi di sisi timur Kompleks Al-Aqsa setelah pasukan Israel menutup pintu yang menuju ke gerbang bersejarah, Bab Al-Rahmah.
Pada Ahad malam, tentara Israel memasang rantai dan gembok baru yang keesokannya memicu protes ratusan jamaah Muslim. Umat Islam menilai otoritas pendudukan Israel berusaha mengubah status Bab Al-Rahmah.
Bentrokan yang terjadi menyebabkan belasan jamaah Masjid Al-Aqsa terluka dan belasan pula yang ditangkap oleh pasukan Yahudi.
Pasukan Israel sempat membuka pintu pada hari Selasa, tetapi kembali menutupnya.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Pada Rabu, umat Islam di kawasan itu melaksanakan shalat di luar Kompleks Masjid Al-Aqsa sebagai bentuk protes mereka atas penutupan tersebut.
Seiring munculnya seruan untuk melawan tindakan pasukan pendudukan terhadap situs suci tersebut, pasukan Israel kembali menangkap sekitar 60 orang jamaah pada Kamis malam.
Ketegangan terbaru yang diciptakan oleh pasukan Yahudi di Kompleks Al-Aqsa dengan cepat memantik kecaman keras dari berbagai pemimpin Muslim dan lembaga-lembaga internasional dunia.
Pemimpin gerakan perlawanan Palestina Hamas di Jalur Gaza, Ismail Haniyah, menyeru seluruh pejuang dan rakyat Palestina membela dan mempertahankan kesucian Masjid Al-Aqsa dengan segala cara.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“Kami mendesak gerakan perlawanan Palestina dan rakyat Palestina untuk membela Al-Aqsa dengan segala cara yang mungkin,” katanya pada hari Rabu, 20 Februari.
Shalat Jumat Pertama di Bab Al-Rahmah
Pada Jumat, 22 Februari 2019, untuk pertama kalinya setelah 16 tahun, warga Palestina melaksanakan shalat Jumat di area dekat Bab Al-Rahma.
Bab Al-Rahma telah ditutup selama bertahun-tahun sejak 2003 oleh otoritas Israel karena merupakan markas Komite Warisan Islam. Israel mengklaim pada saat itu bahwa gedung itu digunakan untuk kegiatan politik.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Namun, akhirnya gerbang bersejarah itu dibuka oleh para pejabat Muslim Otoritas Wakaf Beragama yang dikelola oleh pemerintah Yordania.
Otoritas Wakaf Beragama diamanatkan untuk mengawasi situs-situs suci Muslim dan Kristen di Al-Quds.
Setelah ditutup sejak 2003, pada tahun 2017 sebuah pengadilan Israel menegakkan perintah penutupan itu.
Direktur Otoritas Wakaf Beragama Sheikh Abdul Azim Salhab adalah pejabat yang membuka pintu aula, dan jamaah melakukan shalat Jumat di sana.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mengenal Bab Al-Rahmah
Bab Al-Rahmah juga dikenal dengan nama Al-Dhabi Gate atau The Golden Gate (Gerbang Emas). Masih banyak nama lainnya.
Ini adalah salah satu gerbang tertutup paling terkenal di sisi timur tembok Masjid Al-Aqsa. Itu merupakan bagian dari tembok timur Kota Tua Yersalem yang memiliki dua gerbang besar.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Diketahui bahwa pintu ini telah hancur dalam sebagian besar perang dan direnovasi. Raja Heraclius memasuki gerbang ini setelah ia mengalahkan orang Persia pada tahun 628.
Diperkirakan bahwa Khalifah Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu memerintahkan untuk menutupnya, sementara para peneliti meyakini bahwa Bab Al-Rahma saat ini adalah gerbang yang dibangun oleh Khalifah Abdul Al Malik yang kemudian direnovasi oleh Salahuddin Al-Ayubi.
Pintu ini dibangun dengan keterampilan hebat, manufaktur yang unggul dan mengubahnya menjadi lukisan yang menakjubkan. Gerbang ini dikenal karena keindahannya yang menarik pemandangan. Selain itu, ia memiliki dekorasi yang membuktikan ketinggian nilai arsitekturnya.
Bangunan di dalam gerbang, dari sisi Masjid Al-Aqsa, digunakan sebagai aula untuk shalat dan ibadah.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Gerbang ini menempati ruang besar dalam kepercayaan orang Yahudi di masa lalu dan sekarang. Mereka meyakini bahwa Yesus (Nabi Isa) memasuki gerbang itu dan dia akan menjadi orang yang membukanya di masa depan. Dengan demikian mereka menyebutnya Gerbang Emas.
Akhir-akhir ini, Zionis mengklaim bahwa gerbang ini adalah milik mereka dan Sulaiman adalah orang yang membangunnya dalam bentuk besar saat ini. (A/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian