Jakarta, 10 Rajab 1438/ 7 April 2017 (MINA) – Serangan yang dilakukan AS terhadap markas militer pemerintah Suriah dengan dalih pembalasan atas pembunuhan senjata kimia di negara itu didukung negara seperti Jepang, Inggris, Cina, Australia dan Turki.
Inggris mendukung langkah AS tersebut, menyebut keputusan AS bisa menghentikan serangan kimia lebih lanjut.
“Pemerintah Inggris mendukung penuh tindakan AS yang kami percaya adalah respons tepat terhadap serangan senjata kimia yang barbar diluncurkan oleh rezim Suriah, dan dimaksudkan untuk mencegah serangan lebih lanjut,” kata juru bicara Downing Street sepertii dikutip Daily News.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Cina yang telah berulang kali menolak resolusi PBB terkait Bashar al-Assad, mengatakan selalu menentang ‘penggunaan kekerasan.’
“China selalu menentang penggunaan kekerasan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying saat berbicara pada sebuah konferensi pers di Beijing.
Presiden AS Donald Trump melakukan pertemuan santai dengan Presiden China Xi Jinping tak lama setelah membuat keputusan melakukan serangan ke lokasi markas militer Suriah. Dia makan malam bersama Xi Jinping di Mar-a-Lago saat serangan melawan Suriah berlangsung.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan, dia sangat mendukung serangan militer AS yang menargetkan lapangan terbang al-Shayrat dan menyebutnya sebagai langkah tepat dan proposional.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pemimpin Perancis, Jerman, Jepang, Israel mendukung serangan itu dengan pernyataan serupa.
“Banyak korban tidak bersalah akibat serangan kimia itu. Komunitas internasional kaget dengan tragedi yang membuat generasi muda menjadi korban. Jepang mendukung pemerintah AS untuk mencegah penggunaan senjata kimia lebih lanjut,” kata Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam sebuah pernyataan.
Pejabat AS mengatakan, melalui perintah Trump, pesawat-pesawat tempur AS meluncurkan 50-60 misil Tomahawk di landasan udara militer Suriah yang disebut sebagai lokasi tempat pernyimpanan senjata kimia.
Bagaimanapun, pemerintah Suriah mengatakan pihaknya menolak pernyataan yang menyebutkan mereka melakukan serangan kimia yang menewaskan lebih dari 100 jiwa, termasuk puluhan balita.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Kami tidak akan pernah menggunakan senjata kimia atau gas beracun lainnya terhadap warga kami, tidak dan tidak akan pernah,” tulis mereka dalam sebuah pernyataan.(T/RE1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon