Ramallah, MINA – Kementerian Pemuda dan Olahraga Palestina melayangkan surat protes ke Federasi Sepak Bola Dunia, FIFA atas keputusannya mencabut hak Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Kementerian Palestina itu beralasan, keputusan pembatalan itu tidak akan terjadi jika FIFA lebih adil dan tidak menerapkan standar ganda.
“Kami menyesal bahwa hal ini menyebabkan Indonesia dicabut haknya dari menjadi tuan rumah,” tulis Dewan Tinggi Pemuda dan Olahraga Palestina dalam pernyataan pers yang dikutip kantor berita Palestina, Wafa.
Lembaga itu juga menyoroti aksi apharteid yang dilakukan Israel. Indonesia tidak sendiri menyuarakan aphartheid itu. Banyak negara-negara di dunia yang menyuarakan penolakan terhadap aphartheid Israel.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Meskipun mereka meyakini bahwa olahraga dan politik perlu dipisahkan, namun, sulit untuk menutup mata terhadap tuntutan nasional di Indonesia mengenai jadwal kehadiran timnas Israel. Artinya, FIFA telah bersikap layaknya diktator dan mengabaikan demokrasi dalam polemik ini.
“Sebaliknya, FIFA memutuskan untuk menghukum mereka yang mendukung para korban daripada menghukum para pelaku aphartheid.” Pernyataan itu mendesak FIFA untuk menggunakan standar yang sama dalam urusan sepak bola internasional.
Pada 1 Maret 2022, FIFA bersama UEFA bisa memblokir kesertaan Rusia dari berbagai perhelatan sepak bola internasional menyusul agresi negara itu ke Ukraina. Pada 1976, FIFA juga mendepak Afrika Selatan dari keanggotaan di badan itu karena kebijakan apartheid yang diterapkan Afrika Selatan. (R/P2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024