Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belajar Budaya Indonesia, Atlet Jepang ini Memeluk Islam

Rudi Hendrik - Rabu, 14 Februari 2018 - 18:42 WIB

Rabu, 14 Februari 2018 - 18:42 WIB

158 Views

Juri test event Asian Games 2018 Soda Kyoko. Foto: Risma/MINA

Juri test event Asian Games 2018 Soda Kyoko. Foto: Risma/MINA

Jakarta, MINA – Selama menjadi juri di test event Asian Games  2018 di Jakarta, wanita bermata sipit asal Jepang ini terlihat ramah dan tegas di waktu yang bersamaan.  Terkadang, sedikit candaan dengan teman-temannya sesama juri memancing dia tersenyum dengan lebar dan terkadang ekspresi serius memenuhi wajahnya saat pertandingan berlangsung.

Siapa sangka, belajar  tentang budaya Indonesia selama empat tahun mengantarkan Soda Kyoko memilih jalan hidup sebagai Muslim.  Berinteraksi dengan warga Indonesia di Jepang dan belajar bahasa di Tokyo Indonesian School  memaksa Soda mencari tahu lebih tentang negara dengan populasi Muslim terbesar  di dunia itu.

Rasa ingin tahu Soda tidak berakhir sampai itu, dia juga mencari berbagai literatur dan referensi yang  semakin membukakan pikirannya tentang Islam.  Hingga akhirnya dia memeluk Islam pada 1999, satu tahun setelah dia mengenal seni bela diri khas tanah air, Pencak Silat.

“Ini semua hidayah, prosesnya  itu setelah saya belajar Indonesia saya punya banyak teman Muslim, setelah saya bergabung dengan Pencak Silat saya mulai bertemu dengan temen-temen Muslim di sini,” katanya kepada Miraj News Agency (MINA) di sela-sela penjurian Pencak Silat di TMII, Jakarta, Rabu (14/2).

Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK

Meskipun menjadi atlit Pencak Silat bukan niat dirinya, namun,  wanita kelahiran Januari 1976 itu kini telah menjadi Presiden Asosiasi Pencak Silat Jepang sejak 2008.  Soda juga berulang kali memenangkan pertandingan Pencak Silat internasional hingga kini mengantarkan dirinya untuk layak menilai penampilan orang lain.

Dia juga bercerita, mengenai promosi Pencak Silat yang tidak mudah di negaranya. Wanita yang belum dikaruniai keturunan itu mengaku  Pencak Silat tidak sepopuler bela diri seperti Karate, Judo, dan lainnya. Namun hobinya pada seni Pencak Silat terus mengalir di darahnya.

Kini, Soda menjadi penggelut Pencak Silat senior diantara rekan-rekannya yang lain. Di Tokyo, asosiasinya menampung setidaknya 100 anggota.  Mereka, menurut Soda, adalah para pencinta budaya Indonesia dan Malaysia yang secara rutin berkomitmen menghidupkan seni bela diri tradisional ini.

Mengomentari test event Pencak Silat di Asian Games, Soda menilai kesiapan peserta masih di bawah perkiraannya, namun untuk menuju permainan utama Agustus mendatang masih ada cukup waktu bersiap-siap.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

“Saya kira untuk mencapai 100 persen Agustus mendatang saat ini masih baru 30 persen, tapi menurut saya ini cukup bagus,” katanya dibarengi senyum.

Selama di turnamen, Jepang hanya mengirimkan satu atlit Pencak Silat, satu pelatih dan satu juri, Soda sendiri. (A/RE1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

 

Rekomendasi untuk Anda

MINA Sport
MINA Sport
Indonesia
Internasional