Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BENARKAH AWAL RAMADHAN 1436 JATUH PADA KAMIS 18 JUNI 2015?

Widi Kusnadi - Selasa, 16 Juni 2015 - 17:14 WIB

Selasa, 16 Juni 2015 - 17:14 WIB

2282 Views

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Sesuai hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarijh dan Tajdid PP Muhammadiyah, ijtimak jelang Ramadhan 1436 Hijriyah terjadi hari Selasa Legi, 16 Juni 2015 pada pukul 21.07 WIB.

Sedangkan ijtimak jelang Syawal 1436 Hijriyah terjadi pada Kamis Legi 16 Juli 2015 pada pukul 03.26 WIB. Sementara Ijtimak jelang Zulhijah 1436 Hijriyah terjadi pada Ahad Kliwon 13 September 2015 pada pukul 13.43 WIB.

Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan PP Muhammadiyah menetapkan, tanggal 1 Ramadan 1436 Hijriyah jatuh pada hari Kamis Pon 18 Juni 2015. Sementara 1 Syawal 1436 Hijriyah jatuh pada Hari Jumat Pahing 17 Juli 2015 serta 1 Zulhijah 1436 Hijriyah jatuh pada Senin Legi 14 September 2015. Adapun 9 Zulhijah jatuh pada Selasa Wage 22 September 2015. dan Idul Adha jatuh pada Rabu 23 September 2015.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga mengisyaratkan bahwa penetapan awal Ramadan 1436 Hijriah tahun 2015 tak ada kontroversi dan perbedaan. Baik NU dan Muhammadiyah akan mengawali ibadah puasa pada tanggal yang sama.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta

“Insya Allah, penetapan satu Ramadan tahun ini ada kesamaan (antara Muhammadiyah dan NU),” kata menteri sambil menambahkan bahwa kesamaan merujuk rangkaian silaturahim dengan kedua ormas besar di Indonesia itu, awal Mei lalu.

Tiga tahun terakhir, sejak 2012 lalu, dua ormas berbasis keagamaan ini selalu berbeda dalam penentuan awal puasa. Untuk penentuan ini, ujarnya, seperti tahun-tahun sebelumnya pemerintah akan menginisiasi Sidang Isbat 29 Sya’ban 1436 Hijriah atau 16 Juni 2015 di Kementerian Agama, Jakarta dengan mengundang para ulama, kiai, tokoh ormas Islam, pakar astronomi dan beberapa pihak lainnya.

Metoda penetapan awal Ramadhan

Sementara itu NU melalui Koordinator Rukyatul Hilal PW NU Jawa Timur, HM Sholeh Hayat mengatakan awal Ramadan 1436 H/2015 dan Idulfitri 1436 H/2015 berpotensi sama yakni awal Ramadan pada 18 Juni dan awal Syawal (Idulfitri) pada 17 Juli 2015.

Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari

“Potensi itu berdasarkan kesamaan pada tiga metode yakni metode dalam Kitab Sulamun Nariyyin, Kitab Fathur Rouffil Manan dan metode Lajnah Falaqiyah PBNU,” ujarnya.

Meskipun PP Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadhan 1436 H/2015 jatuh  hari Kamis, 18 Juni 2015 dan Idulfitri 1 Syawal 1436 H pada hari Jumat, 17 Juli 2015, menurut Lukman Hakim, pemerintah menghormati keputusan tersebut dan masih akan tetap mediskusikannya dengan organisasi keagamaan lainya.

Bila melihat pada perhitungan hilal untuk mengetahui awal Ramadhan tahun ini, tinggi hilal pada malam Rabu terlihat -2,32°, artinya pada saat matahari terbenam hilal masih belum terlihat. Sedangkan di malam Kamis hilal baru terlihat dengan tinggi hilal 10,15°, yang berarti hilal sudah berwujud dan telah  lebih dari batas maksimal yakni 2° dan siap untuk bisa dirukyat.

Dengan demikian, kedua metode: wujud dan rukyat, terpenuhi, sekaligus menjadikan jatuhnya awal Ramadhan 1436 H pada hari Kamis, 18 Juni 2015 M.

Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman

Begitu pula dalam hal menentukan jatuhnya Idul Fitri 1 Syawal 1436 H dengan mengikuti hasil perhitungan di atas, tinggi hilal pada malam Jumat 3,62°, yang berarti hilal sudah berwujud dan bisa dilihat lantaran sudah melebihi batas minimal 2° (kedua metode: wujud dan rukyat, terpenuhi), maka hari Raya Idul Fitri 1436 H jatuh pada hari Jumat, 17 Juli 2015 M.

Pemantauan hilal dan rukyat

Dengan demikian di tahun ini Muhammadiyah dan NU akan memulai puasa secara bersamaan . Padahal sebelumnya keduanya selalu memiliki pendapat yang beda akibat adanya perbedaan metode observasi hilal – hisab dan rukyat.

Yang dimaksud dengan metode hisab, adalah sebuah ilmu untuk menentukan posisi bulan dengan menggunakan perhitungan-perhitungan astronomis yang dilakukan secara matematis guna menentukan kapan dimulainya awal bulan yang terdapat pada kalender Hijriyah.

Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Khadijah