Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (الرّوم [٣٠]: ٤١)
Baca Juga: Pertukaran Tahanan, Bagaimana Nasib Jenazah Al-Sinwar?
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar-Rum [30]: 41)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan ayat di atas, bahwa kaum terdahulu pernah melakukan kemunkaran dan kemaksiatan, yang menyebabkan keseimbangan alam dan tatanan kehidupan masyarakat menjadi rusak, sehingga mereka merasakan bencana yang melanda dan musibah berupa wabah penyakit yang menyebar luas di negerinya.
Sementara Imam Asy-Syaukani Rahimahullah menafsirkan, bahwa dalam ayat ini Allah Ta’ala menjelaskan perbuatan syirik dan maksiat adalah sebab timbulnya berbagai kerusakan di alam semesta.
Kerusakan alam dan tatanan kehidupan masyarakat itu disebabkan karena manusia memperturutkan hawa nafsunya, melakukan kemaksiatan, kemunkaran, merusak fitrah dan tatanan kehidupan. Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan musibah dan bencana agar mereka sadar atas kesalahannya dan kembali ke jalan yang diridhai-Nya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-40] Menundukkan Hawa Nafsu
Sesungguhnya perbuatan buruk manusia sendiri lah yang menyebabkan terjadinya bencana, sebagaimana yang telah menimpa umat-umat terdahulu. Jika umat saat ini memiliki karakter sama dengan umat terdahulu yang melakukan kemaksiatan dan merusak alam, maka mereka juga akan merasakan musibah dan bencana, sebagaimana telah dirasakan umat-umat sebelum mereka.
Ayat di atas menjadi peringatan bagi manusia khususnya umat Islam, tentang tanggung jawab menjaga dan merawat lingkungan dan alam sekitar. Perbuatan merusak alam. pencemaran lingkungan, dan ekspolitasi berlebihan dapat menyebabkan musibah dan bencana yang akan merugikan manusia dan makhluk lain yang hidup di muka bumi ini.
Fungsi Al-Qur’an diturunkan ke bumi adalah sebagai petunjuk dan peringatan bagi manusia, memberi kabar gembira bagi mereka yang berima dan beramal shaleh, serta menjadi peringatan bagi mereka yang melakukan kemaksiatan dan kedurhakaan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Baca Juga: Potret Ademnya Masjid Tuo Al-Khairiyah di Tapaktuan
إِنَّ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًۭا كَبِيرًۭا (الاسرآء [١٧]: ٩)
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al-Isra [17]: 9)
Sementara itu, dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda:
“إِذَا كَثُرَتِ الْخَبَثُ فِيكُمْ عَمَّكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِنْهُ.” (رواه احمد)
Baca Juga: Pengusiran Jurnalis di Konferensi Pers Menlu AS dan Seruan Keadilan untuk Palestina
“Jika kekejian (dosa dan maksiat) telah menyebar di tengah-tengah kalian, maka Allah akan menimpakan azab-Nya secara menyeluruh kepada kalian.” (HR Ahmad)
Potret Kehidupan Masyarakat Los Angeles
Los Angeles (LA), sebuah kota di California Selatan, dikenal sebagai pusat hiburan dunia, menjadi simbol gaya hidup mewah, hedonisme dan materialisme. Kehidupan masyarakat Industri hiburan seperti Hollywood sering kali mencerminkan obsesi terhadap kenikmatan duniawi.
Klub malam, pesta besar, dan acara selebrity dunia menjadi rutinitas sebagian besar masyarakatnya. Perjuadianl, musik, dan hiburan malam mengarah kepada perilaku yang jauh dari nilai-nilai moral dan agama. Pesta-pesta malam sering kali diwarnai oleh penyalahgunaan narkotika, alkohol, dan pergaulan bebas.
Baca Juga: Genjatan Senjata di Masa Nabi Muhammad
Lisa Nguyen, seorang pekerja sosial asal Asia Tenggara berbagi pengalamannya selama menjalani hidup di kota tersebut. “Industri hiburan di LA sering kali mempromosikan gaya hidup glamor yang bisa mendorong perilaku hedonis. Sayangnya, ini juga terkait dengan peningkatan penyalahgunaan narkoba dan alkohol di kalangan muda.”
Sebagian besar masyarakat LA kerap terobsesi dengan kemewahan, seperti memiliki mobil mewah, rumah megah, atau barang-barang bermerek terkenal. Gaya hidup seperti itu mendorong sikap pamer kekayaan yang dianggap sebagai simbol kesuksesan.
Di sisi lain, kesenjangan sosial yang mencolok antara masyarakat yang hidup mewah, tinggal di kawasan elit, berhadapan dengan kelompok masyarakat miskin, kumuh dan homeless (gelandangan).
Seorang penduduk LA bernama Maria Lopez menyatakan, “Los Angeles adalah kota dengan kontras yang tajam. Di satu sisi, ada kemewahan dan kekayaan. Namun di sisi lain, banyak orang yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.” Hal itu mencerminkan kesenjangan ekonomi yang signifikan di kota tersebut.
Baca Juga: Hubungan Kebakaran di Los Angeles dengan Gencatan Senjata di Gaza: Sebuah Perspektif Global
Sementara David Ramirez, seorang aktivis LA menyatakan, “Krisis tunawisma di Los Angeles semakin parah. Banyak orang yang tidak memiliki tempat tinggal dan akses ke layanan dasar, yang mencerminkan kurangnya dukungan sosial.” Hal itu menunjukkan adanya masalah sosial yang akut di kota tersebut.
Kesaksian-kesaksian di atas memberikan gambaran tentang berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Los Angeles, mulai dari kesenjangan ekonomi, tingkat kriminalitas, hingga perilaku menyimpang yang dipengaruhi oleh budaya setempat.
Kebakaran Melanda Los Angeles
Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles (LA) baru-baru ini telah menyebabkan penderitaan yang mendalam bagi masyarakat setempat. Data terkini menunjukkan, lebih dari 27 orang tewas dan 31 lainnya dilaporkan hilang. Selain itu, lebih dari 12.000 bangunan hancur dan lebih dari 40.000 hektar lahan terbakar.
Baca Juga: Gencatan Senjata Israel-Palestina: Harapan Baru atau Sekadar Jeda?
Perkiraan total kerugian ekonomi berkisar antara $250 miliar hingga $275 miliar, atau sekitar Rp3.750 triliun hingga Rp4.125 triliun.
Wilayah yang paling terdampak meliputi Pacific Palisades dan Altadena. Di Pacific Palisades, sekitar 30.000 penduduk terpaksa mengungsi. Kebakaran ini juga menghancurkan sejumlah tempat ibadah, termasuk Kuil Yahudi Pasadena.
Masyarakat Los Angeles mengungkapkan rasa frustrasi dan kesedihan mereka yang mendalam atas bencana ini. Beberapa warga di pinggiran kota merasa dilupakan, karena tidak melihat mobil pemadam kebakaran di Altadena saat kebakaran terjadi.
Selain itu, tuduhan korupsi dan kelalaian terhadap Tim Pemadam Kebakaran Los Angeles menambah kegelisahan masyarakat tentang kesiapan dan respons terhadap bencana semacam ini jika terjadi lagi di masa mendatang.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-40] Hidup di Dunia Hanya Sebentar
Para ahli saat ini sedang melakukan penelitian, mengungkap apa penyebab utama kebakaran tersebut. Mereka menyatakan, diperlukan waktu yang cukup lama, berbulan-bulan, bahkan hingga lebih dari satu tahun untuk bisa mengungkap secara spesifik penyebab utama kebakaran, merekonstruksinya hingga menemukan siapa yang bertanggung jawab atas tragedi itu.
Penelitian awal menunjukkan bahwa penyebab kebakaran diduga kuat karena beberapa hal, antara lain: sisa kembang api dan pesta barbeque yang dilakukan di hutan, kabel listrik yang bertabrakan hingga memercikkan api, mesin rumput yang memercikkan api dan panas ke rumput yang kering, dan lainnya.
Namun, bagi umat Islam, penyebab dari segala bencana dan kerusakan di muka bumi adalah karena karena ulah perbuatan manusia, yakni kemaksiatan dan kedurhakaan yang mereka lakukan, sebagaimana disebut dalam surah Ar-Rum ayat 41 di atas.
Pembelaan Masyarakat AS kepada Israel
Baca Juga: Mengatasi Kesulitan Sesama
Pada 7 Januari 2025, Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump mengeluarkan peringatan keras kepada pejuang Palestina Hamas terkait pembebasan sandera Israel yang ditawan di Gaza. Dalam konferensi pers di Florida, Trump menyatakan bahwa “neraka akan terjadi” jika sandera tidak dibebaskan sebelum ia dilantik pada 20 Januari 2025.
Trump memang dikenal sebagai pendukung Zionis Israel yang sangat loyal. Hal itu terlihat dari sejumlah kebijakan yang ia buat semasa menjabat sebagai presiden AS kala itu. Pernyataan-pernyataan dalam berbagai kesempatan juga mencerminkan pembelaannya kepada negara penjajah Zionis Israel tersebut.
Selain Trump, beberapa artis dan tokoh di Los Angeles yang dikenal mendukung Israel antara lain: James Woods, Paris Hilton, Kanye West, Gal Gadot, Natalie Portman, Dwayne Johnson, Kylie Jenner, Justin Bieber dan lainnya.
Mereka terimbas kebakaran Los Angeles dan California Selatan. Rumah dan hampir semua properti mereka hancur terbakar, sebagaimana juga dialami oleh orang-orang Gaza yang rumahnya dihancurkan Zionis Israel.
Baca Juga: Meraih Ketenangan Jiwa, Menggapai Kebahagiaan Sejati
Antara Los Angeles dan Gaza
Jika warga Los Angeles menghadapi musibah itu dengan keluh-kesah, frustasi dan saling menyalahkan, berbeda dengan warga Gaza, mereka menunjukkan keteguhan luar biasa dalam menghadapi peperangan, penjajahan dan aksi genosida yang dilakukan oleh Zionis Israel.
Jika di LA banyak terjadi penjarahan saat musibah. Sementara di Gaza, kita tidak menemukan hal itu. Masyarakat Gaza justru saling berbagi makanan, tempat tinggal dan saling bekerja sama menghadapi tantangan dan kesulitan yang mereka rasakan.
Warga LA menyalahkan petugas pemadam dan pemerintah yang lamban dalam menangani kebakaran. Berbeda dengan warga Gaza, mereka tidak menyalahkan siapapun. Mereka menghadapi penderitaan dengan lapang dada, tidak menyalahkan siapapun, bahkan sebagian besar mereka bergabung dalam perjuangan melawan penjajahan.
Meskipun menghadapi penderitaan, warga Gaza tetap menunjukkan semangat juang yang tinggi. Mereka berharap gencatan senjata yang baru tercapai akan membawa perubahan positif. Kekuatan hati yang dimiliki membuat mereka tetap bertahan dengan semangat solidaritas dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Warga Gaza berharap dapat pulang ke rumah mereka dan membangun kembali komunitas yang hancur. Mereka ingin anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan hidup dalam kedamaian. Meskipun tantangan besar di depan mata, mereka tetap optimis bahwa masa depan yang lebih baik akan terwujud.
Sementara para relawan kemanusiaan bekerja tanpa lelah untuk memberikan bantuan kepada yang warga Gaza yang membutuhkan. Mereka menghadapi risiko besar namun tetap berkomitmen untuk membantu warga yang menderita.
Marissa Noritti, salah seorang relawan MER-C yang saat ini berada di Gaza menyatakan, “Kami ingin memberikan harapan kepada warga Gaza agar bangkit dan menatap masa depan dengan optimisme. Saya melihat mereka penuh optimis, maka saya menjadi tambah bersemangat di sini.”
Ketabahan warga Gaza dalam menghadapi penderitaan telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Bahkan, beberapa generasi muda di Barat tergerak untuk memeluk Islam setelah menyaksikan keteguhan warga Gaza.
Antara Los Angeles dan Gaza, meski keduanya sama-sama menghadapi musibah besar, namun kita menyaksikan perbedaan signifikan sikap masyarakatnya dalam menghadapi penderitaan. Maka, beberapa pihak menyebut, Gaza akan lebih cepat pulih daripada LA karena ketabahan, kesabaran dan optimisme warganya yang luar biasa.
Hanya agama lah yang mampu menjadikan manusia menjadi tabah, sabar, dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan, musibah dan bencana yang menimpa mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ (١٥٦) أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ (١٥٧) (البقرة [٢]: ١٥٦ــ١٥٧)
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. [156] Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.[157] (QS Al-Baqarah [2]: 156-157)
Hikmah dari Musibah
Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles dan wilayah sekitarnya pada awal tahun 2025 ini telah menjadi bencana yang membawa dampak besar bagi lingkungan, kesehatan, dan kehidupan manusia secara luas.
Dari perspektif Al-Qur’an, fenomena seperti ini dapat dijadikan bahan refleksi tentang hubungan manusia dengan tuhannya, dengan sesama dan tanggung jawab yang diberikan Allah Ta’ala kepada manusia untuk merawat alam sekitar.
Buya Hamka menekankan bahwa “la‘allahum yarji‘un” dalam QS. Ar-Rum [30] ayat 41 di atas adalah tujuan mulia dari segala peringatan Allah Ta’ala, agar manusia memperbaiki dirinya dan menyadari bahwa jalan hidup yang sesuai dengan syariat-Nya adalah yang terbaik.
Kalimat “la‘allahum yarji‘un” adalah bentuk dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat sebelum datang hukuman yang lebih besar, yaitu di akhirat kelak.
Kebakaran adalah salah satu bentuk musibah yang dapat merusak kehidupan di bumi. Namun, Al-Qur’an juga memberikan harapan bahwa setiap musibah bisa menjadi awal dari perbaikan jika manusia mau belajar darinya.
Dalam konteks kebakaran Los Angeles, bencana ini dapat menjadi momentum untuk melakukan perbaikan, seperti memperketat regulasi tentang pemeliharaan lingkungan, mengedukasi masyarakat tentang pencegahan kebakaran, dan memperbaiki hubungan manusia dengan tuhannya, sesama manusia dan lingkungan sekitarnya.
Kebakaran di Los Angeles bukan hanya bencana lingkungan, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga amanah yang telah diberikan Allah Ta’ala kepada manusia sebagai khalifah di bumi. Dengan kembali kepada ajaran Al-Qur’an, manusia dapat merenungkan sebab dan akibat dari bencana ini serta mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya di masa mendatang.
والله أعلمُ بِالصَّوَابِ
Mi’raj News Agency (MINA)