Lampung Selatan, MINA – Bendera Indonesia dan Palestina terbentang di atas kubah Masjid terbesar di Lampung, Masjid An-Nubuwwah Kompleks Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Lampung sejak, Ahad (8/5) lalu.
Pengibaran tersebut diinisiasi oleh lembaga kemanusiaan yang konsen terhadap urusan Palestina, Aqsa Working Group (AWG) Biro Lampung sebagai salah satu bentuk penolakan sekaligus kecaman atas klaim kemerdekaan Negara Israel pada 14 Mei.
Ketua AWG Biro Lampung, M. Waliyulloh saat diwawancarai MINA, Kamis (12/5) mengatakan, alasan dilakukannya pengibaran bendera Indonesia dan Palestina tersebut selain merupakan bentuk penolakan terhadap klaim kemerdekaan Israel, juga atas dasar pertimbangan secara konstitusional dan pertimbangan humanis.
“Pengibaran bendera ini dilakukan bukan tanpa alasan atau dasar, pertimbangan secara konstitusional, faktanya memang kita tau bahwa Israel adalah negara panjajah, menjajah negara Palestina sampai puluhan tahun, kita berdiri di situ, dalam pembukaan UUD 1445 kan jelas bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa,” ujar Waliyulloh.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Oleh karena itu, selama Palestina masih dalam penjajahan Israel maka kita sebagai rakyat Indonesia harus tetap berdiri untuk melawan Israel dan membela rakyat Palestina,” lanjutnya.
“Lalu pertimbangan secara humanis, jelaslah apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina adalah sebuah perilaku yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan,” katanya.
Ia juga menegaskan, ada satu dasar atau alasan yang lebih penting, yakni atas dasar agama, bahwa kita sebagai umat Islam selama saudara muslim lainnya masih tertindas maka selama itu juga kita berdiri untuk melawan dan membela.
AWG Biro Lampung juga akan melaksanakan pengibaran bendera Indonesia dan Palestina di tiga titik yang menjadi Icon di Lampung, yakni Menara Siger, Bukit Sindy (Teropong Kota) Bandar Lampung, dan menara Masjid Agung Al-Furqon yang akan dilakukan pada Sabtu, (14/5). Kegiatan serupa juga diadakan di seluruh Biro-biro AWG se-Indonesia.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Ia mengungkapkan, 14 Mei 1948, Israel mengklaim sebagai tanggal kemerdekaan mereka secara sepihak, dan umat Islam khuhusnya di Indonesia menentang hal itu, karena klaim Israel penuh dengan penipuan.
Ia berharap pada tanggal 14 Mei nanti saat dilakukan pengibaran bendera Indonesia dan Palestina di tiga titik tersebut semua elemen masyarakat bisa terlibat.
“Harapannya semua bisa terlibat pada kegiatan yang akan kita laksanakan nanti dan harus terlibat jika dia memang mengaku manusia yang punya rasa kemanusiaan, baik secara individu maupun kelompok, karena yang kita bela adalah prinsip-prinsip kemerdekaan dan hak asasi manusia,” harapnya.
“Jangan pernah melupakan kondisi Al-Aqsa dan Palestina, karena di sanalah episentrum dari kedamaian umat Islam dan dunia, jika di sana damai InsyaAllah dunia akan damai,” ungkapnya. (L/Iwn/R12/P2)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Mi’raj News Agency (MINA)