Oleh: Aprizal Rachmad, Wartawan MINA.
Ahmedabad, India, MINA – Perjalanan kami kali ini cukup jauh, menjelajahi Ahmedabad, kota terbesar di Gujarat. Bukan tanpa alasan kami berkunjung ke sini. Jauh sebelum itu, banyak kisah yang menceritakan hubungan Indonesia dan Gujarat India, mulai dari pengaruh Hindu-Budha hingga singgahnya Islam di negara bagian India itu, sebelum akhirnya masuk ke Nusantara.
Ternyata di sini, ada sebuah hari libur yang dikenal dengan Mahar Sakranti. Biasanya dirayakan dengan festival layang-layang. Festival ini berlangsung dari tanggal 13 hingga 15 Januari. Namun sayangnya kedatangan kami ternyata melewatkan festival tersebut, meski begitu kami masih bisa melihat anak-anak bermain layangan di jalan-jalan.
Kota tua ini banyak memiliki bangunan bersejarah dan indah, dengan arsitektur yang mengesankan, penduduknya yang beragam dan macam agama serta budaya yang berbeda, sehingga juga akan menjumpai berbagai makanan khas di sini.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Salah satu bangunan bersejarah peninggalan Islam yang terkenal di kota ini adalah Benteng Bhadra (Bhadra Fort). Salah satu peninggalan sejarah bahwa Islam pernah berkuasa di India.
Benteng Bhadra ini adalah satu dari sekian banyak bukti kejayaan Islam di India. Dibangun oleh Sultan Ahmad Shah pada tahun 1411 Masehi masa pemerintahan Marathas.
Sultan Ahmad Syah juga diyakini sebagai pendiri kota Ahmedabad. Terletak di sebelah barat India dan merupakan kota terbesar di negara bagian Gujarat, dengan luas wilayah sebesar 449 km² dan penduduk berjumlah 4 juta jiwa.
Meski kini tidak lagi difungsikan sebagai benteng, namun Benteng Bhadra menjadi salah satu lokasi tujuan wisatawan mancanegara, yang berkunjung ke kota Ahmedabad.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Saya yang tiba disana pada 28 Januari lalu tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk melihat dan mengabadikan kemegahan bangunan ini.
_Di sekitar benteng Bhadra, terdapat beberapa kantor pemerintahan, sebuah perpustakaan tepat di samping kiri, sementara di sisi timur terletak Teen Darwaza sebuah gerbang berarsitektur indah.
Teen Darwaza adalah salah satu gerbang terpanjang dan tertua di kota ini. Didirikan pada tahun yang sama saat benteng Bhadra Fort didirikan oleh Sultan Ahmad Shah. Berbaring bersebelahan dengan benteng Bhadra yang terkenal, Teen Darwaza diukir dengan indah dan rumit.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Awalnya, gerbang berfungsi sebagai pintu masuk ke Royal Square di Bhadra Fort. Kaisar Mughal yang menguasai wilayah itu biasanya datang ke sini bersama dengan istri Noorjahan, untuk melihat prosesi yang dimulai dari gerbang besar ini dan berjalan tanpa henti sampai Masjid Jama.
_Masih di lokasi yang sama tidak jauh dari gerbang, kami berjalan kaki menuju Jama Mesjid, dibangun pada tahun 1424 M, bisa dibilang sebagai salah satu masjid yang paling indah di India. Masjid ini juga dibangun pada masa pemerintahan Ahmed Shah. Ia berdiri gagah di luar area Bhadra Fort, di sepanjang sisi selatan jalan yang membentang dari Teen Darwaz.
Dibangun dengan batu pasir kuning, dengan gaya arsitektur Indo-Saracenic. Masjid ini mengandung banyak unsur sinkretis yang sulit dipahami.
Baca Juga: [BREAKING NEWS] Pria Amerika Bakar Diri Protes Genosida di Gaza
Beberapa kubah utama diukir seperti bunga teratai, yang memiliki kemiripan dengan kekhasan candi Jain. Ada beberapa pilar yang diukir dengan bentuk lonceng tergantung di rantai, mengacu pada lonceng yang berada di kuil-kuil Hindu. Halamannya lebar, berlantai marmer putih, dikelilingi oleh barisan pilar penyangga yang dihiasi dengan kaligrafi Arab.
Di sebelah barat masjid terdapat makam Ahmed Shah, anaknya dan cucunya (Ahmad Shah Rauza). Di dekatnya adalah makam ratu dan istri lain dari Sultan (Rani ka Hazira).
Sungguh sebuah kawasan bernuansa Islam yang menarik di negara India. (L/AP/P1)
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh