Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bentrokan di Kashmir Terus Berlanjut Setelah Komandan Pejuang Terbunuh

sajadi - Sabtu, 9 Mei 2020 - 20:54 WIB

Sabtu, 9 Mei 2020 - 20:54 WIB

6 Views

Srinagar, MINA – Protes dan bentrokan hingga hari ketiga terus berlanjut setelah terbunuhnya komandan pejuang Kashmir Riyaz Naikoo (35).

Pasukan India membunuh komandan Hizbul Mujahidin Riyaz Naikoo dan empat pejuang lainnya dalam pertempuran senjata di distrik Pulwama, Kashmir selatan pada Rabu (6/5).

Para pengunjuk rasa yang melempar batu ke arah pasukan pemerintah India di balas dengan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan massa pada Jumat (8/5).

“Paling tidak seorang pria terbunuh dan 50 lainnya terluka dalam tiga hari unjuk rasa, sebagian besar dirawat secara lokal,” kata petugas medis setempat, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Sabtu (9/5).

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

Namun, mereka yang terkena peluru karet dan pellet harus dibawa ke rumah sakit di pusat kota, Srinagar. Seorang dokter mengatakan, sebagian besar mereka terkena peluru di mata.

Warga mengatakan, pasukan pemerintahan menyerbu desa asal Naikoo dan merusak tenda yang telah didirikan penduduk desa untuk tempat berkabung atas kematian pejuang itu. Hal tersebut lah yang memicu protes dan bentrokan besar terjadi.

Pihak berwenang tidak menyerahkan jenaza komandan Riyaz Naiko dan pejuang lainnya yang bertujuan untuk menggagalkan pemakaman berskala besar bagi para pendukungnya. Justru, mereka malahan dikuburkan di pemakaman pegunungan sekitar 100 km (62 mil) dari desa.

Pihak berwenang telah menutup layanan telepon seluler dan internet sejak Rabu, sebuah taktik yang biasa dilakukan pemerintah India di wilayah tersebut ketika protes meletus.

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina

Mereka juga memberlakukan pemadaman informasi yang hampir total dan menolak untuk memberi tahu media tentang situasi tersebut.

India yang mayoritas Hindu memberlakukan tindakan serupa pada 2019 ketika India mencabut status semi-otonomi dan kenegaraan wilayah mayoritas Muslim dan memberlakukan pemerintahan federal langsung.

Pada saat itu, ia meluncurkan pemadaman komunikasi total selama berbulan-bulan dan tindakan keras militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah yang dilanda perselisihan. (T/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Internasional