Al-Quds, MINA – Warga Palestina menolak melewati pintu detektor logam yang dipasang di luar Masjid Al-Aqsha oleh polisi Israel dan memilih salat di luar gerbang. Hal itu memicu terjadinya bentrokan dengan polisi Israel yang melukai 50 orang warga.
Bentrokan yang berlangsung pada Senin malam (17/7) itu terjadi karena adanya pembatasan keapda Muslim Palestina untuk melakukan ibadah, demikian Wafa yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Polisi mendirikan detektor logam pada Ahad (16/7) setelah menutup masjid untuk salat selama dua hari yang meningkatkan kemarahan kepada Muslim Palestina.
Pejabat dari Wakaf Islam yang bertanggung jawab atas masjid tersebut meminta jemaah tidak melewati detektor logam saat mereka salat ke Masjid Al-Aqsha dengan melakukan salat selama lima hari di luar kompleks.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Polisi tidak mengizinkan para jemaah salat hingga malam di halaman luar Gerbang Lions (salah satu gerbang menuju Al-Aqsha) dengan menggunakan kekuatan bersenjata untuk membubarkan mereka.
Bentrokan terjadi dengan polisi yang menggunakan peluru berlapis karet dan granat setrum untuk membubarkan kerumunan jemaah.
Sementara Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan setidaknya 50 orang dirawat karena luka peluru karet dan pemukulan.
Di waktu yang bersamaan bentrokan terjadi juga di lingkungan di luar Kota Tua, terutama Silwan dan Issawiyeh. Polisi Israel mengatakan empat orang yang terlibat dalam bentrokan tersebut ditangkap, termasuk satu dari Silwan yang tampaknya tertembak dan terluka parah. Dia diambil dari ranjang rumah sakitnya.(T/R10/P2)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza