
Yarmuk
saat digempur ISIS dan Rezim Assad. (Foto: PIC)" width="280" height="161" /> Kondisi Kamp Yarmuk saat digempur ISIS dan Rezim Assad. (Foto: PIC)Yarmuk, 16 Jumadil Akhir 1436/5 April 2015 (MINA) – Lembaga pemantau Euro Meditrania (EM) untuk Hak Asasi Manusia (EM) menyatakan, sebanyak 12 orang warga kamp Yarmuk meninggal dunia akibat berlanjutnya bentrokan bersenjata di area kamp.
EM menyerukan supaya dibuka jalur kemanusiaan untuk membantu warga kamp Yarmuk, demikian <em>The Palestinian Information Center (PIC)em> yang dikutip <em>Mi’raj Islamic News Agency (MINA)em>, melaporkan, Ahad (5/4).
EM menyatakan, kondisi kemanusiaan sangat mengkhawatirkan dan mengancam 20 ribu warga sipil di Yarmuk, 3.500 di antaranya adalah anak-anak yang hidup di tengah gempuran dan bentrokan sengit setelah ISIS merebut dan menguasai kamp sejak Rabu (1/4) lalu.
EM menegaskan, kamp Yarmuk yang diblokade rezim Basyar Asad sejak tiga tahun lalu itu, kini memasuki hari keempat berturut-turut digempur, terutama di Masjid Jami Palestina dan Jalan Shafad, sehingga puluhan warga gugur dan bangunan runtuh.
Baca Juga: Anggota Parlemen Lebanon Kutuk Serangan Israel, Tegaskan Posisi Perlawanan
Menurut EM, puluhan pemuda diculik dari kamp oleh ISIS, 80 sedikitnya diculik dari wilayah Arubah dan Jalan Madaris.
EM meminta kepada Badan Bantuan Pengungsi Palestina milik PBB (UNRWA) dan Palang Merah Dunia (ICRC) untuk membuat jalur kemanusiaan menuju kawasan warga kamp dan berkoordinasi dengan pasukan Assad yang mengepung kamp, sehingga bisa mengevakuasi puluhan korban luka di dalamnya.
EM menyampaikan pesan kepada komisioner HAM Eropa untuk menekan rezim Asad, supaya menjaga warga sipil dan membebaskan blokade karena rezim ini bertanggungjawab. (T/P011/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Bom Pinggiran Beirut Meski Ada Gencatan Senjata