Bangui, 14 Syawwal 1435/10 Agustus 2014 (MINA) – Dua milisi yang bertentangan di Republik Afrika Tengah bentrok dengan menggunakan senjata berat Sabtu dini hari (9/8) di ibukota Bangui, merusak masa tenang yang sudah berlangsung beberapa minggu.
Warga mengatakan, Sabtu siang tembakan mereda, tapi situasi tetap tegang di pinggiran utara Bangui, di mana pertempuran itu terjadi, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad
“Ini adalah Anti-Balaka, mereka tidak meninggalkan kami,” kata seorang warga yang melarikan diri dari bentrokan di lingkungan Boy-Rabe, mengacu pada kelompok main hakim sendiri dari kalangan Kristen.
Pasukan Anti-Balaka dibentuk setelah penggulingan Presiden Francois Bozize oleh koalisi oposisi bersenjata Seleka yang anggotanya mayoritas Muslim pada Maret 2013.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Sejak tadi malam, mereka telah terlibat dalam serangan yang menargetkan. Penduduk setempat tidak berani pergi. Beberapa warga terluka dalam baku tembak ketika mencoba melarikan diri,” kata warga tersebut, Sabtu.
Seorang petugas bersama pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika mengatakan tentaranya telah dikerahkan ke pintu masuk pinggiran ibukota yang bermasalah.
“Terjadi ketegangan di lingkungan pembuatan bir di Boy-Rabe,” kata petugas itu kepada AFP tanpa menyebut nama.
Petugas mengatakan, korban tewas sementara berjumlah dua orang.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Wilayah kubu milisi Kristen Anti-Balaka, Boy-Rabe, selama berbulan-bulan menjadi tempat terjadinya banyak bentrokan dengan koalisi Seleka, kelompok yang memegang kekuasaan dari Maret 2013 sampai Januari tahun ini, ketika perjanjian pembagian kekuasaan ditandatangani.
Tak lama setelah perang berakhir, ribuan orang warga menerobos hujan di Bangui untuk mengambil bagian dalam protes damai.
Di depan demontrasi, Presiden Sementara Catherine Samba-Panza mengatakan pemerintah baru akan dibentuk dalam beberapa hari mendatang.
“Bahkan jika beberapa orang ingin bertahan dengan kekejaman, Allah akan merobohkan mereka,” katanya.
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
Perwakilan koalisi Seleka dan pasukan Anti-Balaka menandatangani gencatan senjata tentatif pada bulan Juli yang ditujukan untuk mengakhiri kekerasan di negara itu.
Meskipun ada kesepakatan damai, ketegangan tetap tinggi di negara, di mana beberapa anggota milisi Seleka tewas pada Selasa lalu saat terjadi bentrokan dengan pasukan penjaga perdamaian Perancis di utara. (T/P09/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Afsel Minta Dunia Tekan Israel Hentikan Serangan di Gaza