Yogyakarta, 2 Jumadil Awwal 1438/30 Januari 2017 (MINA) – Keputusan Harsoyo mengundurkan diri dari jabatan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) bukan berarti melepaskan tanggungjawab terhadap proses penyelesaian masalah. Sebaliknya, dalam konteks Indonesia, pengunduran diri merupakan suatu bentuk tanggung jawab moral dan bukan sebuah tindakan pengecut.
Hal tersebut dikemukakan oleh Harsoyo dalam acara yang berlangsung di Lapangan Sepakbola Kampus Terpadu UII, di hadapan dosen, karyawan, dan mahasiswa UII, Ahad (29/1). Acara ini merupakan penjelasan resmi Harsoyo kepada civitas akademika UII mengenai keputusan pengunduran dirinya. Demikian laporan pers laman resmi UII yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Harsoyo membuka pidatonya dengan mengajak seluruh sivitas akademika yang hadir untuk mendoakan ketiga mahasiswa UII yang menjadi korban Diknas Mapala UII, yaitu Muhammad Fadhli, Syaits Asyam, dan Ilham Nurpadmy Listia Adi.
“Pengunduran diri dari posisi rektor UII tidak menghapus tanggung jawab terhadap kasus tewasnya peserta Diksar The Great Camping 2017,” tegasnya.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Hal ini dibuktikan dengan tim yang terus bekerja dengan progres berbagai temuan dari hasil pencarian fakta, seperti identifikasi terduga pelaku serta bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi. Harsoyo juga akan hadir pada pemeriksaan oleh kepolisian Karanganyar pada Selasa (31/1) sebagai respon dari surat dari kepolisian yang ditujukan kepada Rektor UII untuk menghadapkan panitia TGC sebagai saksi.
Harsoyo juga membantah, pengunduran diri ini karena adanya tekanan dari pihak mana pun, termasuk Menteri. “Surat pengembalian amanah itu telah saya buat dan konsultasikan kepada Ketua Badan Wakaf bahkan sebelum mendengar berita Menteri akan datang ke Jogja,” jelasnya.
“Saat sudah jatuh korban meninggal ketiga, saya istijab. Saya istighfar. Mungkin ini kesalahan rektor yang tidak peka dengan hal-hal yang ada,” ujar Harsoyo.
Harsoyo menyadari, keputusan pengunduran dirinya dimaknai secara berbeda-beda. “Ada sebagian yang menilai bahwa saya lari dari tanggungjawab, ada juga yang menolak pengunduran diri tersebut dan kemudian melakukan kampanye di media sosial melalui tagar SaveRektorUII dan sebagainya,” tuturnya.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Oleh karena itu, melalui penjelasan tersebut, Harsoyo berharap agar sivitas menerima dan mendukung pengunduran diri tersebut.
“Hal ini saya lakukan demi UII, sehingga tidak perlu lagi membuat petisi apapun untuk membela saya jadi rektor. Saya berterimakasih karena begitu banyak yang peduli pada saya, namun mohon hal tersebut dicukupkan sampai di sini,” jelas Harsoyo.
Pengunduran diri Harsoyo sebagai rektor akan diputuskan dalam rapat senat Universitas Islam Indonesia yang berlangsung hari ini, Senin (30/1), dan ia berharap civitas akademika solid mendukung keputusan ini.
Dalam kesempatan ini, Harsoyo menyatakan, tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan UII bertentangan dengan semangat rahmatan lil alamin di UII.
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak
“Satu korban saja sudah luar biasa dan tidak boleh terjadi di perguruan Islam yang visinya rahmatan lil alamin yang punya komitmen dalam pengembangan pengajaran, dakwah, penelitian, pengabdian, sejajar dengan perguruan tinggi di negara maju,” lanjutnya.
“Rahmatan lil alamin artinya kasih sayang kepada alam dan makhluk-makhluk Allah lainnya. Namun, kejadian itu terjadi di UII. Di kampus yang visinya rahmatan lil ‘alamin. Itu juga yang mendorong saya mengundurkan diri,” tutur Harsono. (T/R05/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina
Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”