Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbagi Bubur Muhdhor, Tradisi Ramadan yang Digemari Warga Tuban

Arina Islami - Kamis, 21 Maret 2024 - 20:00 WIB

Kamis, 21 Maret 2024 - 20:00 WIB

10 Views

Tuban, MINA – Saat bulan Ramadan, setiap daerah memiliki keunikan masing-masing, tak terkecuali Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Salah satu tradisi yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat di kota tersebut, khususnya warga sekitar Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban adalah tradisi berbagi bubur.

Masjid Muhdhor yang berlokasi di Jalan Pemuda ini secara gratis membagikan bubur yang juga dinamai Muhdhor kepada masyarakat.

Sajian khusus Ramadan ini telah dilaksanakan secara turun temurun selama puluhan tahun dan menjadi takjil favorit warga Tuban. Pada pukul 15.00 WIB, sudah banyak warga yang mengantre dengan rapi untuk mendapatkan bubur khas Timur Tengah tersebut.

Abu Ba’agil Ta’mir Masjid Muhdhor menceritakan awal mula tradisi ini muncul sekitar tahun 1937. Kala itu, salah satu tokoh masyarakat setempat yang merupakan keturunan Arab, berinisiatif untuk memberikan bubur kepada masyarakat miskin sekitar masjid Muhdhor. Semua bahan dikumpulkan di masjid, dan dikelola oleh pengurus masjid. Hal ini dilakukan secara turun temurun.

Baca Juga: Universitas Al-Azhar Mesir Luncurkan Program Pembelajaran Hybrid untuk Mahasiswa Asing

“Dulu khusus untuk fuqara dan masakin, dan janda-janda sekitar masjid,” ungkap Abu Ba’agil, mengutip situs resmi Pemerintah Kabupaten Tuban, Rabu (20/03).

Namun, seiring berjalannya waktu, bubur ini memiliki banyak peminat, hingga meluas ke masyarakat umum.

Bubur yang dulunya dimasak hanya 9 kilogram beras, kini mencapai 20 kilogram beras dengan berat 400 kilogram. “Bisa jadi 100 porsi lebih,” ujar Abu Ba’agil.

Bubur khas Timur Tengah berbahan dasar beras, daging kambing, yang dicampur dengan rempah-rempah Indonesia ini mulai dimasak pukul 12.00  hingga 15.00 WIB.

Baca Juga: KBRI Nairobi Gelar Seminar 45 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Kenya

Pengurus masjid saling membantu untuk menyiapkan bahan dari para donatur, dan memasaknya secara bergantian. Butuh 5 sampai 6 orang untuk mengaduk bubur di dalam satu gentong besar.

Nantinya, bubur akan dibagikan tepat pukul 16.30 WIB. Selain warga, bubur juga dibagikan ke 8 musala sekitar. Pembagian bubur akan dilakukan selama bulan Ramadan.

Yuli (50) warga Sambong rela mengantre sejak pukul 16.00 WIB. Ia mengaku, sudah sejak kecil menjadikan aktivitas tersebut sebagai tradisi di bulan Ramadan.

“Rasanya nggak enak kalo nggak ikut ngantre dan menikmati bubur ini,” katanya.

Baca Juga: Pertumbuhan Perbankan Islam Dinilai Akan Lampaui Bank Konvensional di GCC

Tak beda dengan Yuli, Muhammad Agus (58) warga asli Kelurahan Kutorejo mengaku sudah sejak tahun 1976, ketika bulan suci Ramadan, ia selalu datang ke Masjid Muhdhor untuk mendapatkan bubur. Agus percaya, bubur tersebut membawa banyak berkah.

“Sejak kelas 4 SD saya sering ikut ngantre sambil bawa gendok (mangkok yang terbuat dari tanah liat), saya bawa pulang dimakan bersama di rumah,” tutupnya.

Jika sedang berkunjung ke Tuban di bulan Ramadan ini, tidak ada salahnya kamu turut mengantre untuk mencoba Bubur Muhdhor tersebut. Tetapi kamu harus datang lebih awal agar tidak kehabisan. (R/Ai/P2)

 

Baca Juga: Israel: Waktu Negosiasi dengan Hezbollah Hampir Habis

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Kolom
Kolom
Indonesia
MINA Preneur
MINA Health
MINA Health