Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)
Berbeda dengan hari raya Idul Fitri sudah lama sering terjadi. Namun itu semua tidak meretakkan tali silatrrahim di antara kaum Muslimin.
Tentu karena memang Idul Fitri itu identik dengan silaturahmi, menyambung kembali tali persaudaraan yang sudah lama tak bersua, mengikat yang lama terputus oleh masa, dan menghubungkan yang sudah begitu lama renggang karena rasa yang berbeda.
Tawa dan canda, bersalam dan tegur sapa, mudik bernostalgia, menjadi momen-momen yang tak terlupakan pada liburan hari aya.
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
Segala khilaf dan salah, keliru dan amarah, melebur dalam senyum dan kata-kata “Mohon Maaf Lahir dan Batin Minal Aidin wal Faizin”.
Tanpa mengurangi makna bersilaturahim saling mengunjungi, ucapan pun marak terkirim melalui media sosial, terutama di grup-grup sosmed.
bagaimanapun, dengan silaturrahim walau tak harus bertemu, akan tetap terjaga persaudaraan, tumbuh keberkahan dan menambah rezki berkelanjutan.
Tentang keutamaan silaturrahim ini, disebutkan di dalam Al-Quran :
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِادَةٍ وَخَلَقَ مِنْوه وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَاَلُونَ بِهِ وَالْأ َّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An-Nisa [4]: 1).
Di dalam hadits disebutkan :
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Artinya: “Siapa saja yang ingin diluaskan rezkinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali persaudaraan” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits ini, dilapangkan rezekinya, maknanya rezkinya diperbanyak, dan penuh dengan keberkahan.
Adapun dipanjangkan umurnya, bermakna diluaskan keberkahan usianya, dan diberi kemampuan untuk melakukan ketaatan, dan diberi kemudahan untuk dapat melalui masa hidupnya dengan hal-hal yang bermanfaat baginya, di dunia dan akhirat.
Semoga ikatan silaturahim tetap terjaga di tengah perbedaan hari Idul Fitri dan perbedaan-perbedaan lainnya. (A/RS2/P1 )
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Kantor Berita Mi’raj (MINA)