Washington, MINA – Seluruh karyawan tetap Voice of America (VOA) menerima pemberitahuan bahwa mereka telah dirumahkan (diberhentikan). Kebijakan ini mencakup lebih dari 1.300 jurnalis, produser, dan asisten, mulai dari tingkat reporter hingga manajer senior.
Langkah ini terjadi setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Jumat, 14 Maret 2025, yang bertujuan untuk memangkas anggaran induk lembaga media yang didanai pemerintah AS, termasuk VOA, Radio Free Europe/Radio Liberty, dan Radio Free Asia.
Perintah ini merupakan bagian dari upaya pemerintahannya untuk mengecilkan birokrasi dan mengurangi pengeluaran federal. Al-Jazeera melaporkan.
VOA didirikan pada tahun 1942 untuk melawan propaganda Nazi, telah berkembang menjadi lembaga penyiaran internasional terbesar di Amerika Serikat, menyiarkan dalam hampir 50 bahasa dan menjangkau 360 juta orang per pekan.
Baca Juga: Update Badai dan Cuaca Ekstrem di AS, 37 Tewas
Misinya adalah menyediakan berita dan informasi yang akurat dan tidak bias ke negara-negara dengan kebebasan pers yang terbatas.
Michael Abramowitz, direktur VOA menyatakan kesedihannya atas keputusan ini, menekankan bahwa untuk pertama kalinya dalam 83 tahun, VOA terpaksa menghentikan operasionalnya. Ia menyoroti peran penting VOA dalam perjuangan untuk kebebasan dan demokrasi di seluruh dunia.
Para karyawan yang dirumahkan menerima email yang memberi tahu mereka tentang status cuti administratif berbayar dan instruksi untuk tidak mengakses kantor atau sistem internal VOA.
Banyak dari mereka yang bekerja berdasarkan kontrak juga diberhentikan, dengan pemberitahuan bahwa kontrak mereka akan berakhir pada akhir Maret.
Baca Juga: Uni Eropa: Bantuan Kemanusiaan Harus Sampai ke Gaza
Keputusan ini memicu kekhawatiran tentang hilangnya sumber berita independen bagi negara-negara dengan rezim otoriter, di mana media seperti VOA, Radio Free Europe/Radio Liberty, dan Radio Free Asia sering menjadi satu-satunya sumber informasi yang dapat dipercaya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Uni Eropa Sambut Baik Inisiatif Arab Bangun Kembali Gaza